Ayat Ayat Daging dan Ayat Cahaya

Ayat Ayat Daging dan Ayat Cahaya

Puisi oleh : Mustofa W Hasyim

 

Potret perang peradaban dan perang kebudayaan di dunia

begini kisahnya:

 

Teee, tukang sate

Mari sini

Beli satenya!

 

Adalah ide daging yang melahirkan daging

Daging melahirkan daging

Daging melahirkan daging

Daging melahirkan daging

Daging melahirkan daging

Daging melahirkan daging

Daging melahirkan daging

Daging melahirkan daging

Daging melahirkan daging

Menjadi dagingisme !

 

Daging pun memamerkan daging

Daging memamerkan daging

Daging memamerkan daging

Daging memamerkan daging

Daging memamerkan daging

Daging memamerkan daging

Daging memamerkan daging

Daging memamerkan daging

Daging memamerkan daging

Di ruang publik, minta disahkan menjadi daging

Ingin ada undang-undang pro daging!

 

Daging-daging itu, juga menjual daging

Daging menjual daging

Daging menjual daging

Daging menjual dading

Daging menjual daging

Daging menjual daging

Daging menjual daging

Daging menjual dading

Daging menjual daging

Muncullah marketisme daging bin dunya!

 

Daging-daging bergerak memakan daging

Daging memakan daging

Daging memakan daging

Daging memakan daging

Daging memakan daging

Daging memakan daging

Daging memakan daging

Daging memakan daging

Daging memakan daging

Hedonisme daging berkibar dimana-mana

Di negara besar, di negara kecil, di negara bukan negara !

 

Sampai suatu saat, daging membusukkan daging

Daging membusukkan daging

Daging politik membusukan daging politik

Daging membusukkan daging

Daging ekonomi membusukkan daging ekonomi

Daging membusukkan daging

Daging budaya membusukkan daging budaya

Daging membusukkan daging

Daging agama membusukkan daging agama

Daging membusukkan daging

Daging hukum membusukkan daging hukum

Daging membusukkan daging

Daging kata membusukkan daging kata.

Ilmu, seni, filsafat, macet

Dimacetkan oleh dagingisme global!

 

Pet. Bundhet,

Jagad kaya dhidhipet dhemit.

Kahanane,

peteng lelimengan.

 

Muncullah benih cahaya di luar kegelapan

Cahaay mengepung kegelapan

Cahaya mengepung kegelapan

Cahaya eahaya mengepung kegelapan

Cahaya cahaya mengepung kegelapan

Cahaay mengepung kegelapan

Cahaya mengepung kegelapan

Cahaya eahaya mengepung kegelapan

Cahaya cahaya mengepung kegelapan

Perang antaracahaya melawan kegelaoan dimulai!

 

Bintik cahaya meledakkan cahaya di tengah kegelapan

Cahaya menusuk kegelapan

Cahaya menusuk kegelapan

Cahaya menusuk kegelapan

Cahaya menusuk kegelapan

Cahaya menusuk kegelapan

Cahaya menusuk kegelapan

Cahaya menusuk kegelapan

Cahaya menusuk kegelapan

Cahaya menyerang kegelapan

Bagai pasukan Shalahuddin Al Ayubi !

 

 

Cahaya membesar memayungi, menelan kegelapan

Cahaya menelan kegelapan

Cahaya menelan kegelapan

Cahaya menelan kegelapan

Cahaya menelan kegelapan

Cahaya menelan kegelapan

Cahaya menelan kegelapan

Cahaya menelan kegelapan

Cahaya menelan kegelapan

Bagaikan saat terjadinya Futuh Makkah!

 

Lalu, cahaya menumbuhkan cahaya

Cahaya menumbuhkan cahaya

Cahaya menumbuhkan cahaya

Cahaya menumbuhkan cahaya

Cahaya menumbuhkan cahaya

Cahaya menumbuhkan cahaya

Cahaya menumbuhkan cahaya

Cahaya menumbuhkan cahaya

Cahaya menumbuhkan cahaya

La hirlah anak-anak dan generasi cahaya!

 

Jadilah pohon cahaya

Pohon cahaya berakar cahaya

Pohon cahaya berbatang cahaya

Pohon cahaya berranting cahaya

Pohon cahaya berdaun cahaya

Pohon cahaya berbunga cahaya

Pohon cahaya berbuah cahaya

Pohon cahaya membentuk rumpun cahaya

Pohon cahaya membentuk taman cahaya

Pohon cahaya membentuk kebun cahaya

Pohon cahaya membentuk hutan cahaya

Pohon cahaya membesar menjadi rimba cahaya

Riba cahaya berubah menjadi belantara cahaya

Belantara cahaya terus bergerak

Menjadi semesta cahaya !

 

Dimanakah kegelapan waktu itu?

Ia bersembunyi di antara serat-serat cahaya

Ia menyiapkan balas dendam

Ia trauma dikalahkan cahaya

Ia menyebarkan phobia terhadap cahaya

Ia pun merenacakan, lewat media sosial dan media asosial

Stigma-stigma bahwa cahaya itu ada buruknya

”Jangan selalu memakai cahaya,

Sekali-sekali pakai kegelapan dong.”

”Jangan membutuhkan cahaya

Kegelapan itu yang kau butuhkan sebenarnya

Untuk keseimbangan,” katanya.

Publikasi, hasil diskusi dan karya-karya kegelapan

kembali hadir di ruang publik!

 

Kegelapan pun mulai berani muncul

Memanfaatkan celah serat cahaya yang lemah

Lalu serat cahaya dia rantas, dia gunting jalur cahaya

Kegelapan membesar, membesar,

Berdasar statistik, jumlah cahaya jauh berkurang

Tersisa delapan puluh satu persen, koma dua satu

Padahal waktu cahaya berjaya, jumlahnya mencapai

Sembilan puluh delapan persen lebih

Cahaya dikalahkan kegelapan

Untuk sementara !

Mamahhilil kaafiirina amhil hum ruwaida

Ruwaida !

 

Kegelapan

Mulai dirindukan

Kegelapan

Mulai disamarkan

Menjadi kebutuhan nasional

 

Lalu apa yang kemudian terjadi?

Kegelapan melabirkan kelembaban

Kelembaban menmbuhkan jamur

Jamur menumbuhkan serat daging

Serat daging menumbuhkan daging

Muncullah kembali peradaban dan kebudayaan benalu

Menghisap energi kemanusiaan di muka bumi !

 

Rezim daging muncul kembali.

Berani menantang, memfitnah

dan mencemooh cahaya

menstigma cahaya sebagai musuh bersama

 

Lantas dimanakah cahaya, waktu itu?

Dimana?

Dimana?

Dimana semesta cahaya itu?

Hutan cahaya, kalian ada dimana?

Dimana pohon-pohon cahaya itu?

Cahaya yang mampu menaklukkan kegeapan,

dimana?

Aku ada disini !

Bersembunyi

Bersembunyi dimana?

Di balik waktu dan cuaca !

Awas, kalau kalian diam dan terus bersembunyi

kalian bisa habis !

Ayo keluar

Ayo bernyanyi

Satu cahaya bernyanyi

Melagukan lagu shalawat murni

Cahaya yang tadi banyak yang bersembunyi

Keluar, semua, bergabung bernyanyi

Bershalawat, menari lembut

Dan setiap gerakannya

memancarkan cahaya,

cahaya lebih dari cahaya

cahaya cahaya cahaya cahaya cahaya!

Idza jaal haqq wazahiqul bathila

Fainnal bathila kaana hzauqa

 

Amiin!

2014-2016.

Exit mobile version