Mungkid—Pendidikan pesantren dengan pendidikan sekolah formal perlu dikelola secara terpadu. Dengan manajemen yang terpadu, maka kegiatan belajar mengajar di pesantren dengan di sekolah bisa mampu menjadi kesatuan yang saling bersinergi demi tercapainya sebuah tujuan yang diharapkan. Hal tersebut penting dilakukan sebagai sebuah upaya untuk menghindari persepsi bahwa pendidikan pesantren hanya menjadi pelengkap dari pendidikan sekolah formal saja. Demikian disampaikan Direktur Pondok Pesantren Muhammadiyah Modern Imam Syuhodo Sukoharjo, Jawa Tengah H. Yunus Muhammadi dalam seminar bertema “Membangun Pondok Pesantren Muhammadiyah Berbasis Persyarikatan” di Aula Kantor Pimpinan Daerah (PD) Muhammadiyah Kabupaten Magelang, Jawa Tengah JL. Magelang – Yogyakarta Km 11 Paremono, Mungkid (6/3).
Yunus Muhamadi mencontohkan bahwa terkait aturan yang diterapkan di sekolah formal seperti waktu belajar mengajar yang tepat waktu, sistem kehadiran (absensi) maupun sistem penilaiannya perlu juga diterapkan di pesantren. “Jangan sampai ada perlakuan yang diskriminatif terhadap sistem pendidikan di pesantren,” ungkapnya.
Dengan demikian maka lulusan yang nanti dihasilkan tidak hanya memiliki kualitas dalam hal pengetahuan ilmu umum semata akan tetapi juga memiliki kualitas dalam kehidupan agamanya. Potensi berupa keberadaan pondok pesantren ataupun asrama (boarding school) yang selama ini sudah ada dan melekat di beberapa sekolah perlu dikelola secara terpadu dan terintegrasi.
Langkah awal yang perlu dilakukan adalah membuat kebijakan bahwa posisi pimpinan sekolah sekaligus juga menjadi pimpinan pesantren, dengan demikian maka tidak akan terjadi tumpang tindih dalam proses pengambilan kebijakan. Kegiatan pesantren dan kegiatan sekolah formal menjadi satu kesatuan yang utuh di lembaga pendidikan yang bersangkutan. Oleh karena itu perlu manajemen satu atap dengan satu kepemimpinan.
Direktur Muhammadiyah Boarding School Yogyakarta H. Nashirul Ahsan menambahkan bahwa aspek-aspek penting dalam pendidikan seperti keimanan, intelektual, kepribadian, kepemimpinan dan sosial bisa terpenuhi ketika ada pengeloaan yang terpadu antara pendidikan pesantren dengan sekolah formal.
Seminar tersebut dihadiri oleh Ketua PD Muhammadiyah Kabupaten Magelang H. Bambang Surendro, Wakil Ketua PD Muhammadiyah H.Ahmad Mujahid dan H. Abdul Malik, kepala SMP, SMA, SMK, MA, Pimpinan Pondok Pesantren, Organisasi Otonom (Ortom) dan Pimpinan Cabang (PC) Muhammadiyah se-Kabupaten Magelang. (MPI dan Litbang PDM Kabupaten Magelang)