Pidato Jokowi di Pembukaan KTT OKI

Pidato Jokowi di Pembukaan KTT OKI

PIDATO OLEH
 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
 

PEMBUKAAN
KONFERENSI TINGKAT TINGGI LUAR BIASA
ORGANISASI KERJASAMA ISLAM (OKI)

TENTANG
PALESTINA DAN AL-QUDS AL-SHARIF

Pada tahun 1962, Bapak Bangsa Indonesia, Presiden Pertama Republik Indonesia, Soekarno, Bung Karno, menegaskan: “… selama kemerdekaan bangsa Palestina belum diserahkan kepada orang-orang Palestina, maka selama itulah bangsa Indonesia berdiri menantang penjajahan Israel.”

Kami bangsa Indonesia konsisten dengan janji tersebut. Hari ini, Indonesia berdiri bersama dengan negara-negara OKI untuk meneruskan perjuangan yang belum selesai itu.

Suatu kehormatan bagi rakyat dan Pemerintah Indonesia untuk memenuhi himbauan Saudara kami, Presiden Mahmoud Abbas, dengan menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa dari Organisasi Kerjasama Islam (OKI) tentang Palestina dan Al-Quds Al-Sharif.

Selamat datang di Indonesia  Negeri indah yang mempunyai umat Islam terbesar di dunia, negeri demokratis nomer tiga di dunia, negeri yang segera membuka Konsulat Kehormatan di Palestina.

Yang Mulia Para Hadirin Sekalian,

Kita dan dunia prihatin dengan memburuknya situasi di Palestina sekarang.
Banyak kebijakan sepihak dan ilegal, serta hukuman kolektif Israel semakin menyulitkan rakyat Palestina. Akses Umat Islam ke Masjid Al-Aqsa di Jerusalem juga dibatasi.
Rakyat Palestina semakin tidak berdaya. Situasi kemanusiaan di wilayah-wilayah pendudukan semakin memburuk.

Situasi tersebut harus bersama-sama kita hadapi, kita lawan. Untuk berjuang diperlukan kesatuan. Kita harus bersatu, Palestina harus bersatu, Palestina harus rekonsiliasi. Indonesia siap membantu proses rekonsiliasi ini.

Yang Mulia Para Hadirin Sekalian,

OKI dibentuk karena adanya kebutuhan mendukung perjuangan Palestina. Untuk itu, sesuai tema KTT United For A Just Solution, OKI harus menjadi bagian dari solusi, dan bukan bagian dari masalah. Apabila OKI tidak bisa menjadi bagian dari solusi Palestina, maka keberadaan OKI menjadi tidak relevan lagi. Sekali lagi menjadi tidak relevan lagi.

Yang Mulia Para Hadirin Sekalian,

Batas toleransi masyarakat internasional terhadap keberlanjutan pendudukan ilegal Israel atas wilayah Palestina sudah lama berakhir.
Sebagai bagian dari masyarakat internasional, Israel harus segera menghentikan aktivitas dan kebijakan ilegalnya di wilayah pendudukan.
Indonesia dan Dunia Islam siap melakukan langkah-langkah konkrit untuk terus mendesak Israel mengakhiri penjajahannya atas Palestina dan menghentikan kesewenang-wenangan di Al-Quds Al-Sharif.

Dunia Islam membutuhkan dukungan dari PBB sesuai dengan peran dan tanggung jawabnya. Dunia Islam kembali menyerukan agar proses perdamaian jangan ditunda-tunda lagi untuk mewujudkan kemerdekaan Palestina melalui “Solusi Dua Negara” (Two-State Solution).

Yang Mulia Para Hadirin Sekalian,

Saya ingin mendengar pandangan Yang Mulia dan para delegasi atas pandangan saya tersebut. KTT ini merupakan momentum penting bagi Dunia Islam merespon situasi yang dihadapi rakyat dan bangsa Palestina dewasa ini dengan langkah konkrit. Indonesia akan selalu berada di garis terdepan dalam mendukung perjuangan rakyat Palestina.

Perkenankan saya menyampaikan bahwa Indonesia telah menunjuk Nyonya Maha Abou Susheh selaku Konsul Kehormatan Republik Indonesia untuk Palestina, serta dalam waktu dekat akan meresmikan kantor Konsulat Kehormatan RI di Ramallah, Palestina.

Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan ridha-Nya agar KTT ini menghasilkan kesepakatan nyata untuk segera  merealisasikan hak-hak sah bangsa dan rakyat Palestina.

Terima kasih
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Jakarta, 7 Maret 2016
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

JOKO WIDODO

Exit mobile version