Amien Rais, Pendobrak dan Lokomotif yang Dilupakan

Amien Rais, Pendobrak dan Lokomotif yang Dilupakan

Yogyakarta-Segenap bangsa Indonesia patut berterima kasih pada sosok Prof. Dr. Amien Rais. Dedikasi dan kontribusinya sedemikian besar. Utamanya sebagai tokoh kunci yang berani melawan dan menghentikan penyalahgunaan kekuasaan rezim Soeharto.

Tidak hanya dalam ranah politik, sumbangsih Amien Rais juga dalam ranah pembaruan dan modernisasi pemikiran keislaman di Indonesia.

“Pada tahun delapan puluhan, ada tiga lulusan Chicago yang menggebrak pemikiran keislaman di Indonesia, yaitu; Nurcholish Madjid, Amien Rais, dan Ahmad Syafii Maarif. Di masa itu, banyak yang merasa kaget dengan pemikiran-pemikiran dan gagasan yang mereka lontarkan.” Demikian di antara poin yang diungkapkan oleh Imron Nasri, salah satu mahasiswa dan penulis dua buku tentang Amien Rais dalam acara Bedah Buku Amien Rais, Filosofi Aksi dan Pemikiran Kritis Reformis Muslim Indonesia di aula Islamic Centre UAD Yogyakarta pada kamis malam (10/03/2016).

Dikatakannya, secara langsung maupun tidak, banyak sekali ide-ide Pak Amien yang diikuti diam-diam tanpa pernah menyebut dari Pak Amien. Semisal ide awal penggunaan polling. Menurut kronologinya, polling mulanya dilontarkan Pak Amien untuk mengevaluasi apakah Soeharto sebagai presiden Republik Indonesia ketika itu masih diinginkan rakyat atau tidak. Mendengar ide ini, banyak orang terusik termasuk Harmoko sebagai ketua MPR ketika itu sangat marah dan menolak penggunaan polling terhadap Presiden Soeharto. Kini, polling sudah menjadi lumrah dan dipergunakan tidak hanya dalam pemilihan presiden, namun juga hingga pemilihan kepala daerah.

Redaktur Majalah Suara Muhammadiyah ini juga menyebut fakta tentang wacana Pak Amien tentang konsep negara federal di Indonesia. Awalnya juga sangat ditentang keras oleh banyak kalangan. Namun seiring waktu, ide ini diterima dan diikuti setelah terlebih dahulu diubah istilahnya menjadi otonomi daerah. Demikian juga dengan ide zakat profesi, sekitar 20% karena kondisi disparitas dan kesenjangan yang sangat kentara ketika itu. Pak Amien juga berjasa dan menjadi pelopor untuk mengamandemen Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 yang sangat sakral. Amandemen yang dilakukan oleh Pak Amien tetap dalam koridor dan tidak keblablasan.

Fakta ini diamini oleh Dr. Robby Habiba Abror, penulis buku Amien Rais, Filosofi Aksi dan Pemikiran Kritis Reformis Muslim Indonesia, bahwa pak Amien Rais adalah sosok yang menghabiskan waktu untuk melakukan perubahan meskipun harus berjalan seorang diri. Pada masa orde baru, beliau merupakan orang yang paling berani melawan korporasi besar yang seolah negara dalam negara, mengkritik praktik korupsi dan kapitalisme asing.

Di bagian akhir, Imron Nasri menyatakan, “Orang banyak tidak paham dengan apa yang melatarbelakangi Pak Amien melakukan sesuatu, hanya melihat sekilas. Orang tidak pernah berterima kasih pada Pak Amien. Padahal tanpa Pak Amien dan reformasi, orang tidak pernah bisa bermimpi untuk menjadi presiden, bupati, walikota. Biasanya karena tidak senang dengan satu hal. Kejelekannya diungkit-ungkit. Kebaikannya jarang diungkit.” (Ribas)

Exit mobile version