Sorong–Muhammadiyah sejak berdirinya hingga saat sekarang, tidak ubahnya seperti ibu Kandung bagi Republik ini. Sebagaimana adagium menyebutkan “Bahwa seorang ibu kandung tidak akan pernah meminta balasan dari anaknya. Begitulah hakikatnya Muhammadiyah bagi republik ini, dimana kehadirannya selalu ingin memberi dan tidak pernah mau meminta”. Demikian ungkapan Dr. Haedar Nashir saat memberikan sambutan dalam acara pelantikan Rektor Universitas Muhammadiyah Sorong dan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Papua Barat (3/14).
Kenapa dikatakan seperti ibu kandung? Karena sejak awal berdiri republik ini, tidak sedikit tokoh-tokoh Muhammadiyah yang berperan dalam proses pembentukannya. Sebut saja Kasman Singodimedjo, Ki Bagus Hadikusumo, Jendral Sudirman dan banyak lainnya. Tidak hanya tokoh-tokohnya yang berperan, Muhammadiyah pun, menyumbangkan amal usaha pendidikan dan kesehatannya, untuk mengisi sumber daya republik ini”, tutur Haedar.
Namun, tambah Haedar, Muhammadiyah tidak pernah menuntut dan meminta balas jasa atas peran yang diberikannya. Hanya saja, kadang pemerintah lupa dengan kondisi yang seperti ini.
Senada dengan itu Walikota Sorong, Papua Barat, mengamini pandangan tersebut. Menurutnya, hampir separuh sumber daya pemerintahan di Papua Barat, adalah alumni UM Sorong. “Harus kita akui, UM Sorong memiliki peran besar bagi Papua Barat. Sebab separuh SDM pemeritahan Papua Barat, diisi oleh orang yang pernah belajar di UM Sorong,” tuturnya. (dn)