Batang–Lembaga Pengembangan Pondok Pesantren Muhammadiyah (LP3M) pada 30-31 Januari 2016 menyelenggarakan Silaturrahim Regional PontrenMu se-Jawa Tengah. Bertempat di Pondok Modern Tazakka Desa Bandar Kabupaten Batang, silaturrahim bertema “Menjadikan PontrenMu sebagai Pusat Kaderisasi Ulama” ini dihadiri 104 peserta, terdiri dari hampir semua mudir (pimpinan) pontrenMu se-Jateng, pengurus LP3M, Tim Pengembang, dan pengurus ITMAM (Ittihad Ma’ahid Muhammadiyah).
Sebagai lembaga baru yang dibentuk pada Muktamar Muhammadiyah ke-47 di Makassar, LP3M yang berkedudukan pada PP Muhammadiyah sangat antusias menggeliatkan dan mengembangkan pontrenMu di seluruh wilayah tanah air. Menurut Ketua LP3M, Dr. Maskuri, M.Ed, dalam kata sambutannya, silaturrahim pontrenMu ini bertujuan untuk sosialisasi program LP3M, meneguhkan spirit mengembangkan PontrenMu, sekaligus mendata dan memetakan pontensi dan karakteristik pontrenMu se-Indonesia secara bertahap.
Selain itu, silaturrahim ini sengaja diselenggarakan di Pondok Modern Tazakka dengan maksud para peserta memperoleh best practice dalam hal fund raising, terutama pengembangan potensi zakat dan wakaf umat untuk kepentingan pengembangan pondok pesantren. Meskipun baru berusia “seumur jagung” atau kurang lebih baru berdiri 5 tahun, kata pimpinan Tazakka, KH. Anang Rikza Masyhadi, MA, Pondok Modern Tazakka telah mampu mengembangkan dana umat yang kini asetnya mencapai lebih dari 65 Milyar. Pondok Modern Tazakka, menurut KH. Anang, kini telah memiliki amal usaha berupa: pabrik roti Ahsanta, Supermarket, pabrik pemecah batu, dan koperasi pesantren (kopontren), di samping KMI (Kulliyat al-Muallimin al-Islamiyyah) yang berkemandirian dan berkemajuan.
Silaturrahim pertama ini juga dihadiri Ketua PWM Jawa Tengah, konsultan LP3M, Drs. Muhammad Muqaddas, LC. MA., Ketua Lembaga LP3M Jateng, Drs. Najmuddin Zuhdi, Ketua PDM Batang, PCM Bandar, Pimpinan Pondok Pesantren Nuriyah Shabran, Dr. Syamsul Hidayat, Ketua Itmam, KH. Yunus Muhammadi, dan Tim Pengembang LP3M dari pontremu di Paciran Lamongan, Sulawesi Selatan, Sragen, dan Kalimantan Selatan. Dalam silaturrahim ini juga mulai merumuskan standarisasi kurikulum pontrenMu se-Indonesia, sekaligus menjadi forum komunikasi antar pontrenMu dalam rangka berbagi informasi dan motivasi untuk memajukan pontrenMu.
Silaturrahim ini menghasilkan keputusan penting bahwa para pengelola pontrenMu harus berkomitmen kuat untuk menjadikan pontrenMu sebagai pusat kaderisasi ulama, karena Muhammadiyah kini mengalami krisis ulama. Silaturrahim merekomendasikan agar profil dan peta pontrenMu se-Indonesia perlu didata dan dibukukan. Selain itu, silaturrahim ini juga melengkapi penyelenggaraan silaturrahim kedua se-DIY dan Jawa Timur di Muhammadiyah Boarding School (MBS) Prambanan Yogyakarta. (Muhbib Abdul Wahab, Sekretaris LP3M)