Geliat dakwah yang senantiasa dilakukan Muhammadiyah tidak pernah terbatas ruang waktu. Masyarakat Muhammadiyah Pulau Tello yang kini menjadi bagian gugusan pulau dari Nias Selatan, pun memiliki keinginan yang sama. Yaitu kembali membangkitkan ghirah bermuhammadiyah di Pulau Tello dengan mendirikan Kepengurusan Muhammadiyah di daerah tersebut. Hal ini diungkapkan oleh Ust Suhaidi Koto, salah satu perwakilan warga Muhammadiyah Pulau Tello saat diwawancarai oleh suaramuhammadiyah.com. Ia pun menekankan bahwa Muhammadiyah telah ada di Pulau Tello sejak tahun 1950-an yang sebagian besar dibawa oleh Masyarakat Muhammadiyah Maninjau, Sumatera Barat yang kemudian berkembang di Pulau Tello.
Menelusuri jejak Muhammadiyah sebelumnya, ia pun menerangkan bahwa sejak saat itu, memang belum dibentuk sebuah kepengurusan atau struktur pengurus Muhammadiyah. Namun, berdasarkan keterangan Suhaidi, bahwa pada tahun 1960-an, sempat diadakan Musyawarah Daerah di Pulau Tello. “Sempat diadakan Musda di Pulau Tello ini, namun kita kembali kehilangan jejak kepengurusan kembali sejak tahun 1980 dan 1990 an,” ungkapnya. Secara kronologis, sebelum adanya pemekaran kepulauan Nias menjadi beberapa bagian, Pulau Tello dahulu sempat berada di bawah kepengurusan Pusat Kepulauan Nias.
Namun, setelah adanya pemekaran sehingga menjadikan Pulau Tello menjadi bagian dari Nias Selatan, Suhaidi menyayangkan bahwa perhatian PDM Nias pun tergolong minim dengan keberadaan Muhammadiyah di Pulau Tello. Ditambah dengan terpisahnya Pulau Tello dari pusat Kota di Nias Selatan ataupun daerah tempat PDM Nias berada serta akses transportasi antar pulau yang juga menjadi kendala. “Walaupun kita digolongkan masih sebagai kecamatan dalam administrasi pemerintah, sehingga mungkin itulah yang menjadi kendala ketika ingin mendirikan kepengurusan, namun apa yang kami harapkan adalah Wilayah ataupun Pusat bisa memberi solusi akan kebutuhan warga Muhammadiyah di sini,” ucapnya.
Sebagai bukti keberadaan Muhammadiyah di Pulau Tello, Suhaidi meneruskan bahwa terdapat Madrasah Diniyah Swasta Muhammadiyah yang aktivitasnya dilakukan pada sore hari. Keberadaan masyarakat Muhammadiyah juga bisa dikatakan mayoritas. Namun, kendala yang dihadapi adalah dengan jumlah masyarakat yang ada dan tidak adanya kepengurusan atau organisasi induk yang menaungi, maka kegiatan ataupun gerakan-gerakan yang dilakukan kurang terorganisir. “Namun tidak banyak perkembangan yang terjadi di sini. Maka karena itulah kita meminta atau mengajukan untuk dapat dibentuk secara formal kepengurusan Muhammadiyah di sini. Menurut kami kebutuhan kelangsungan kegiatan dakwah di sini sangat membutuhkan hal tersebut,” tegasnya. Meskipun begitu, Suhaidi mengungkapkan kesyukurannya, bahwa beberapa kali setelah berbincang dengan pengurus PWM Sumatera Utara, mereka telah memberikan respon terhadap keinginan ini, walaupun belum ada realisasi lanjut.
Ia juga mengkhawatirkan bahwa dengan tidak adanya kepengurusan yang pasti, ditakutkan keberadaan AUM yang telah diupayakan oleh Muhammadiyah akan dimanfaatkan oleh pihak-pihak lain dan akhirnya hilang. Padahal sekolah atau lembaga pendidikan merupakan wadah dakwah dan syi’ar sekaligus pengkaderan yang strategis bagi generasi penerus Muhammadiyah di manapun Muhammadiyah berada berada.
Suhaidi pun mengharapkan respon positif dan tanggap dari Pimpinan Wilayah ataupun Pusat agar segera menindaklanjuti keinginan masyarakat Muhammadiyah di daerah yang memiliki potensi alam yang besar ini. “Kami sangat berharap sekali Pimpinan Wilayah ataupun kalau bisa Pimpinan Pusat agar bisa ada perhatian serta realisasi terhadap ini, karena sudah bertahun-tahun hal ini kami upayakan agar ada pergerakan Muhammadiyah yang lebih di Pulau Tello,” harapnya. Walaupun begitu, Suhaidi mengimbuhkan bahwa upaya pembinaan jamaah tetap terus dilakukan dengan terus melakukan pengajian rutin yang dilakukan mingguan ataupun bulanan. “Nanti, jika harapan dapat direalisasikannya kepengurusan di Pulau Tello ini, insya Allah SDM sudah ada, dan kita semua telah siap karena sejak lama kita sudah merencanakan banyak hal untuk Muhammadiyah di sini,” paparnya. (Th)