SEMARANG, suaramuhammadiyah.com—Menteri Koordinator Politik Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menko Polhukam) Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan bahwa Indonesia beruntung memiliki organisasi Muhammadiyah. Berkat Muhammadiyah, bangsa kepulauan terbesar ini bisa menjadi maju dan memiliki masyarakat sipil yang kuat dan kokoh. Hal itu dinyatakan Luhut dalam pidato kunci di acara pembukaan Halaqah Fikih Antiterorisme di Universitas Muhammadiyah Semarang, pada Selasa (3/5).
Peran organisasi civil sosiety ini sangat besar dalam membantu pemerintah dan menjaga Indonesia dari ancaman disintegrasi. Terutama NU dan Muhammadiyah yang sangat intens melakukan aksi-aksi untuk mewujudkan Indonesia dan menampilkan Islam yang ramah dan moderat. “Kita beruntung ada Muhammadiyah. Kita tidak bisa bayangkan Indonesia tanpa Muhammadiyah,” ujarnya di hadapan peserta halaqah serta Ketua Umum PP Muhammadiyah Dr Haedar Nashir dan Rektor Unimus Prof Dr Masrukhi MPd.
Luhut Pandjaitan meminta Muhammadiyah terus melakukan berbagai upaya demi memperbaiki kondisi bangsa. Tidak hanya menyangkut isu terorisme namun juga isu-isu besar lainnya, termasuk persoalan narkoba. Organisasi Muhammadiyah dengan gerakan perempuan Aisyiyah yang melakukan berbagai upaya untuk menangkal narkoba merupakan langkah yang tepat. Menurut Luhut, angka kematian yang disebabkan oleh tindak penyalahgunaan narkoba mencapai 35 orang setiap harinya. “Persoalan narkoba lebih dari persoalan teroris. Sejumlah 5,9 juta orang terlibat tahun lalu,” tuturnya.
Tidak hanya itu, Luhut juga meminta Muhammadiyah bisa mendukung program pemerintah yang belakangan begitu gencar melakukan upaya-upaya pemerataan pembangunan di berbagai daerah. Pembangunan ini menurutnya merupakan salah satu upaya pemerintah menjaga Indonesia dari ketidakadilan, yang nantinya bisa menimbulkan benih-benih terorisme baru. “Dalam kehidupan kita ketidakadilan jadi isu, fakor ekonomi jadi isu yang perlu diiperhatikan. Program pemerintah penting, tanpa pemerarataan tidak ada gunanya. Muhammadiyah ada di seluruh pelosok tanah air. Peran Muhammadiyah sangat penting. Kita memerlukan dukungan dari Muhammadiyah, karena nanti hasilnya akan kembali kepada semua,” paparnya.
Dalam kesempatan itu, Luhut sangat mengapresiasi adanya kegiatan Halaqah Fikih Antiterorisme yang digagas oleh Maarif Institute, PWM Jateng dan Universitas Muhammadiyah Semarang. “Islam penuh rahmah, bukan seperti yang didorong ISIS yang penuh brutal dan terorisme. Sayangnya ada masyarakat Indonesia yang tidak memahami soal ini. Sehingga yang dilakukan Maarif Institute dan Muhammadiyah dengan mengadakan Halaqah Fikh Anti Terorisme sudah tepat,” ujarnya. (Ribas)