YOGYAKARTA. suaramuhammadiyah.com– Tokoh reformasi, Prof Amien Rais dalam pidato penutupan Rapat Kerja Nasional Majelis Tabligh Muhammadiyah 2016 menyampaikan bahwa doktrin amr bi al-adl wa nahy ‘an al-zulm (menyeru pada keadilan dan menghilangkan kezaliman) harus menjadi konsep seluruh gerak Muhammadiyah. Selama ini Persyarikatan Muhammadiyah dikenal sebagai gerakan yang membawa misi dakwah amr ma’ruf nahy mungkar, sama dengan konsep umum yang dibawa oleh hampir semua organisasi Islam.
“Untuk konteks sekarang, amr ma’ruf nahy mungkar yang diusung oleh Muhammadiyah harus diubah. Perbedaannya, amr ma’ruf nahy mungkar lebih berorientasi pada perbaikan moral. Terkait dengan perjudian, pelacuran, miras, narkoba dan yang semisalnya. Sedangkan amr bi al-adl wa nahy ‘an al-zulm lebih pada persoalan-persoalan sosial, ekonomi, politik dan hukum,” ujar Amien di Gedung Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Kalasan, Yogyakarta pada Sabtu siang (7/5).
Menurutnya, salah satu bentuk amr bi al-adl wa nahy ‘an al-zulm adalah seperti yang dilakukan oleh Muhammadiyah di masa kepemimpinan Prof Din Syamsuddin dengan gerakan jihad konstitusi. “Jihad konstitusi yang dilakukan Din Syamsuddin itu betul. Masuk dalam kategori amr bi al-adl wa nahy ‘an al-zulm,” ungkapnya kepada para peserta Rakernas.
Mantan ketua MPR RI ini juga mengingatkan bahwa warga Muhammadiyah perlu memerhatikan bid’ah konstektual. Dalam pandangan Amien Rais, bid’ah itu terdiri dari dua hal. Yaitu menambah-nambahi dan mengurang-ngurangi. “Muhammadiyah sering melakukan bid’ah kategori mengurang-ngurangi. Melupakan banyak hal. Salah satunya mengurangi esensi jihad secara menyeluruh. Terutama jihad ekonomi, jihad hukum, jihad politik, hingga jihad media,” ujarnya.
Bagi Amien, dakwah Muhammadiyah kedepan harus menyeluruh. Salah satunya dengan mengintensifkan sinergisitas antara Majelis Tabligh, Majelis Tarjih, dan Majelis Kader sebagai jantung Muhammadiyah. Tidak hanya sinergisitas internal, namun juga kerjasama eksternal. “Muhammadiyah tidak bisa sendirian, tapi harus ada division of labour. Saya berteman dengan semua kalangan, harapan umat Islam Indonesia ada di Muhammadiyah. Muhammadiyah masih punya potensi untuk menjadi teladan. Kita masih bagus, walaupun tidak boleh sombong dan tinggi hati,” ujarnya sambil menyebut banyaknya perpecahan dan memudarnya idealisme di kalangan partai Islam dan bahkan ormas Islam di Indonesia.
Di akhir, ia pun memberikan pesan kepada seluruh peserta untuk selalu optimis menatap agenda dakwah amr bi al-adl wa nahy ‘an al-zulm yang semakin membesar dan berat. Pesan ini ditulis secara khusus dan diberikan sebagai kenang-kenangan untuk Majelis Tabligh PP Muhammadiyah. Pesan yang ditulis adalah “Hakikatnya kita melanjutkan perjuangan para anbiya’ dan para rasul. Maka kita tidak boleh merasa patah semangat dan putus asa.” (Ribas)