YOGYAKARTA. suaramuhammadiyah.com– Tantangan yang akan dihadapi bangsa Indonesia dan khususnya umat Islam kedepan semakin berat. Oleh karena itu, seluruh elemen bangsa dan seluruh unsur umat Islam harus bersatu membangun kekuatan. Hal itu dinyatakan oleh Prof Amien Rais dalam pidato penutupan Rapat Kerja Nasional Majelis Tabligh PP Muhammadiyah 2016, yang berlangsung di Gedung Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Kalasan, Yogyakarta pada Sabtu siang (7/5).
Ia mengutip pernyataan Ali bin Abi Thalib bahwa kebenaran yang tidak terorganisir akan terkalahkan oleh kezaliman yang terorganisi dengan baik. “Orang-orang yang menentang Allah telah menggunakan segala macam cara, mulai politik, ekonomi, media, sampai penindasan. Kristiani dan Yahudi sejak dahulu sudah melakukan invasi intelektual dengan segala macam cara agar umat Islam ragu-ragu dan menganggap Islam tidak bisa dipakai untuk memecahkan persoalan-persoalan kontemporer,” ungkapnya.
“Political power digunakan sebagai salah satu jalan untuk menaklukkan Islam, sehingga umat menjadi subordinat dan menjadi bangsa yang terjajah melalui imperialisme modern. Demikian juga ekonomi. Jika ekonomi sudah dikuasai, maka umat Islam akan mudah menjadi bangsa pengekor. Terlebih ketika mereka juga menggunakan media massa, sehingga informasi menjadi berat sebelah. Menghadapi itu semua, selama ini kita melawan dengan kultum dan kajian-kajian subuh, itu tidak cukup,” urai Amien Rais sambil bergurau.
Tokoh reformasi ini mengharapkan supaya umat Islam lekas sadar dan segera menyusun barisan persatuan. Saat ini umat Islam sedang menghadapi hipokrasi munafik. Beliau menjelaskan tentang karakter umum orang munafik dalam menyusun kekuatan sebagaimana disebut dalam ayat 67 surat at-Taubah: “Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan, sebagian dengan sebagian yang lain adalah sama, mereka menyuruh membuat yang mungkar dan melarang berbuat yang makruf dan mereka menggenggamkan tangannya. Mereka telah lupa kepada Allah, maka Allah melupakan mereka. Sesungguhnya orang-orang munafik itulah orang-orang yang fasik.”
Amien menyebut bahwa saat ini, semua bidang telah dikuasai oleh bangsa asing dan minoritas di negeri ini. Ormas Islam baru bergerak dalam ranah pendidikan dan kesehatan. Sementara bidang ekonomi, politik, bisnis, pertambangan, perkebunan dan bidang strategis lainnya masih rapuh.
Ia mengingatkan supaya para ulama, tokoh, dan pemimpin umat mau bersatu dan tidak mudah memperjualkan agama. “Ada yang bertanya kepada saya, yang tidak boleh itu kan memperjualbelikan agama dengan harga murah (tsamanan qalila), lalu kalau harga mahal (tsamanan katsira) boleh? Saya jawab, dunia dan semua isinya itu termasuk tsamanan qalila,” cerita Amien.
Menurutnya, semua yang dilakukan oleh manusia hanya memiliki dua dimensi; lillah (karena Allah) atau lighairillah (karena selain Allah). Bagi Amien Rais, ada fenomena yang ironis ketika banyak tokoh menjadi hamba dinar, hamba dolar, dan hamba rupiah, sebagaimana disebut dalam hadis nabi. “Ini sebuah zaman dimana kadang-kadang dunia bisa menjerat kita,” tuturnya. (Ribas)