SEMARANG. suaramuhammadiyah.com— Ratusan mahasiswa mengikuti perlombaan Musabaqah Tilawatil Qur’an yang diselenggarakan oleh Unversitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan Lembaga Studi Islam dan Kemuhammadiyahan serta Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah UNIMUS dengan tema “Cintai Al-Qur’an untuk Indonesia yang Berkemajuan”.
Kegiatan ini diharap mampu merekonstruksi, merevitalisasi paradigma mahasiswa untuk lebih mencintai Al-Qur’an sebagai landasan beragama. “Kegiatan itu dilakukan dalam rangka mengembalikan kembali semangat berdakwah dikalangan mahasiswa dan untuk mensyiarkan IMM kepada khalayak ramai,” ungkap Adin Rizka Khakim selaku Ketua Korkom IMM UNIMUS.
Tak kurang ada tujuh cabang lomba yang dipertandingkan pada MTQ ke-6 ini. Mata lomba tersebut adalah Musabaqah Hafdzil Qur’an, Musabaqah Tilawatil Qur’an, Musabaqah Da’i dan Da’iyah, Musabaqah Tafsir Qur’an, Musabaqah Debat Islami, Musabaqah Cerdas Cermat, dan Musabaqah Menulis Ilmiah Al-Qur’an dengan total peserta mencapai 125 orang.
Wakil Rektor III UNIMUS, Drs Samsudi Raharjo MM MT mengatakan, “Melalui MTQ ini, IMM harus selalu menjadi garda depan dalam pengembalian nilai-nilai keagamaan ditingkat mahasiswa agar sekulerisasi dalam ranah keagamaan dapat diminimalisir secara drastis,” ujarnya.
Secara realitas objektif, kemajuan sains dan teknologi tidak berbanding lurus dengan kemajuan internalisasi keagamaan dalam diri masyarakat. Paradigma sains yang bersifat positivistik (pasti, tentu, tegas), empiris, dan rasional tentu kontra dengan pradigma keagamaan yang cenderung bersifat spiritual, metafisis dan sakral. Dibukanya kran-industrialisasi global juga memberikan dampak yang signifikan dalam menjauhkan warga muslim dengan agamanya. Inilah sekulerisasi skala besar yang semakin menurunkan prosentase religiusitas umat muslim di Indonesia.
Terlebih, pasca revolusi industri akhir abad ke-18 juga mengakibatkan perubahan terhadap perkembangan peradaban manusia secara masif dan radikal di sektor pertanian, manufaktur, pertambangan, transportasi dan teknologi serta memiliki dampak yang mendalam terhadap kondisi sosial, ekonomi, budaya, tradisi keilmuan dunia, serta sekularisasi keagamaan. Inilah mengapa spirit untuk mengembalikan kecintaan umat muslim terhadap Al-Qur’an dirasa sangat perlu.
Sementara itu, Kakanwil Jawa tengah yang diwakilkan Kadiv Zakat, Ahyani menyatakan, “Saya apresiatif dengan kegiatan MTQ Ke-6 ini, apalagi mengingat bahwa UNIMUS merupakan institusi islam yang harus menanamkan nilai-nilai keislaman yang komprehensif kepada seluruh warganya,” ungkapnya. (addin)