• Tentang SM
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Media Siber
  • Term & Condition
  • Privacy Policy
  • Hubungi Kami
Rabu, Juli 16, 2025
Suara Muhammadiyah
No Result
View All Result
  • Login
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
No Result
View All Result
suaramuhammadiyah
No Result
View All Result

Syafii Maarif: Bukan Palu Arit, Tapi Ketidakadilan yang Perlu Dilawan

Suara Muhammadiyah by Suara Muhammadiyah
3 Agustus, 2016
in Berita, Dinamika persyarikatan
Reading Time: 2 mins read
A A
23
Syafii Maarif: Bukan Palu Arit, Tapi Ketidakadilan yang Perlu Dilawan
Share

JAKARTA. suaramuhammadiyah.com– Mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Ahmad Syafi’i Maarif, mengingatkan bahwa tindakan aparat TNI dan Polri merazia atribut dan buku yang dianggap mengandung unsur komunisme atau Partai Komunis Indonesia (PKI) adalah langkah berlebihan. Seharusnya, pemerintah harus lebih fokus dalam hal yang lebih penting, yaitu penegakan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, yang menjadi amanah Pancasila.

Guru Besar Ilmu sejarah itu menyatakan bahwa perhatian yang terlalu besar pada isu PKI justru menyebabkan waktu dan energi bangsa Indonesia terbuang percuma pada hal yang tidak penting. Bagi Buya, seharusnya yang perlu ditakuti dan diberantas adalah tindakan ketidakadilan yang telah merampas kesejahteraan rakyat Negara kepulauan ini. “Bukan palu arit, tapi ketidakadilan yang perlu dilawan,” ungkap Buya.

Baca Juga

Deni Asy’ari Tekankan Relevansinya Mengonsolidasikan Gerakan Ekonomi Berjamaah

Muhammadiyah Kritik DPR Langgar Keputusan MK

Menurutnya, ketakutan berlebihan terhadap kebangkitan PKI merupakan tindakan semacam ‘kegenitan’ yang tak berdasar. “(kekhawatiran) komunisme atau PKI bangkit lagi, itu politik agak kegenitan. Enggak lagilah,” kata Syafii dalam program televisi Indonesia Lawyers Club dengan tema “Benarkah PKI Bangkit Lagi?” yang ditayangkan oleh salah satu stasiun TV swasta pada Selasa malam, 17 Mei 2016.

Bagi Buya, hukum yang melarang penyebarluasan ajaran komunisme di Indonesia memang ada, yakni Ketetapan MPRS Nomor 25 Tahun 1966 tentang Pembubaran PKI dan Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1996 tentang Perubahan Pasal 107 KUHP. Dia tak menyoal jika konteksnya adalah penegakan hukum. Tetapi tak relevan lagi kalau muncul kekhawatiran kebangkitan komunisme.

Syafi’i menilai bahwa paham komunisme sudah usang, hampir tidak ada lagi orang yang menganut paham itu. Tidak hanya di Indonesia, melainkan juga di dunia. Kekhawatiran terhadap komunisme seperti situasi pada 25 tahun atau 30 tahun lalu, yang sudah tidak berguna di zaman sekarang.

“Riwayat komunisme sudah tamat. Hanya Korut (Korea Utara) yang ada, ini memang agak aneh. Itu yang sampai sekarang masih mengaku menjalankan Marxisme (ajaran utama/dasar komunisme),” ungkapnya

Di masa lalu, menurut Buya Syafi’i, komunisme memang menjanjikan karena banyak menawarkan perubahan, terutama bagi negara-negara jajahan seperti Indonesia. Para pendiri bangsa, seperti Sukarno, Muhamad Hatta, Sutan Sjahrir, Tan Malaka, dan lain-lain, membaca Marxisme dan memahami komunisme. Tetapi, paham atau ajaran itu bertentangan dalam praktik, terutama di negara yang dianggap kiblat komunisme dunia itu sendiri, yakni Uni Soviet. “Apa yang dipraktikkan di Uni Soviet, demokrasi diabaikan, hak asasi tak dihargai. Jutaan orang dibantai. Itulah yang membuat komunisme tamat,” ujar Buya. (Ribas)

Tags: featuredKomunismemuhammadiyahPartai Komunis IndonesiaPKISuara MuhamamdiyahSyafii Maarif
Suara Muhammadiyah

Suara Muhammadiyah

Related Posts

Deni Asy’ari Tekankan Relevansinya Mengonsolidasikan Gerakan Ekonomi Berjamaah
Berita

Deni Asy’ari Tekankan Relevansinya Mengonsolidasikan Gerakan Ekonomi Berjamaah

28 September, 2024
Prof Dr Abdul Mu'ti
Berita

Muhammadiyah Kritik DPR Langgar Keputusan MK

22 Agustus, 2024
Tingkatkan Taraf Hidup Rakyat, Muhammadiyah MoU dengan BCA Syariah
Berita

Tingkatkan Taraf Hidup Rakyat, Muhammadiyah MoU dengan BCA Syariah

2 Juli, 2024
Next Post
pendidikan

Yang Muda Yang Memimpin

Please login to join discussion
  • Kotak Pos
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
  • Pedoman Media

© SM 2021

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora

© SM 2021

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In