• Tentang SM
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Media Siber
  • Term & Condition
  • Privacy Policy
  • Hubungi Kami
Jumat, Desember 5, 2025
Suara Muhammadiyah
No Result
View All Result
  • Login
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
No Result
View All Result
suaramuhammadiyah
No Result
View All Result

Kak Seto Ajak Mahasiswa FKIP UMM Pahami Psikologi Anak Didik

Suara Muhammadiyah by Suara Muhammadiyah
25 Mei, 2016
in Berita, Dinamika persyarikatan
Reading Time: 2 mins read
A A
0
Kak Seto Ajak Mahasiswa FKIP UMM Pahami Psikologi Anak Didik
Share

Baca Juga

Broadcasting SMK Muhiyo Berprestasi di Broadcaster Award UMY

LazisMu Kotim Salurkan Program “Back to School”

MALANG.suaramuhammadiyah.com–Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mengadakan Seminar Nasional Pendidikan yang menghadirkan pakar pendidikan anak, Seto Mulyadi, Selasa (24/5) di Theater UMM Dome. Seminar mengangkat tema “Peran Profesionalisme Guru dalam Menjawab Pendidikan Menuju Generasi Emas”.

Seto Muyadi mengatakan, guru yang diimpikan oleh murid adalah guru yang memperhatikan dan mengerti dunia anak-anak yang dididik. “Itulah guru yang sukses dan profesional. Itulah guru yang keren, yaitu guru yang memahami psikologi anak didik,” kata tokoh pendidikan yang akrab dipanggil Kak Seto ini.

Berbagai kekerasan terhadap anak yang terjadi belakangan ini tak luput dari perhatian Kak Seto. Baginya, fenomena tersebut tak bisa dilepaskan dari didikan guru dan orang tua pada anak saat kecil. Kak Seto mencontohkan stereotype anak nakal yang identik dengan dijewer ibunya, dibentak bapaknya dan dihukum gurunya.

“Nanti kalau sudah jadi guru atau sudah berkeluarga, punya anak-anak yang lucu-lucu, yang hebat-hebat, janji ya gak akan dibentak. Kalau mau jadi pendidik, kita harus kampanye senyum. Ingat, semua berawal dari kekuatan cinta,” papar Kak Seto.

Bagi Kak Seto, dunia anak adalah dunia bermain, karena itu cara mendidik anak haruslah dengan cara bermain, bukan dengan cara kekerasan seperti membentak. Dalam kaitan ini, Kak Seto menjelaskan lima ciri utama mendidik anak dengan cara bermain. “Pertama, bermain didorong oleh motivasi dari diri sendiri, sehingga apa akan dilakukan anak memang betul-betul memuaskan dirinya, bukan karena iming-iming hadiah atau karena diperintah orang lain,” urai Kak Seto.

Kedua, lanjut Kak Seto, bermain dipilih secara benar sesuai keinginan anak. Ketiga, bermain adalah kegiatan yang menyenangkan. Keempat, bermain tidak selalu harus menggambarkan hal yang sebenarnya. Kelima, bermain senantiasa melibatkan peran serta aktif anak, baik secara fisik, psikologis maupun keduanya sekaligus.

Karenanya, untuk bisa mendidik anak dengan bermain, maka seorang guru harus juga menjadi seorang pendongeng, penyanyi, bahkan pesulap. “Mereka bukanlah orang dewasa ukuran mini, dunia mereka adalah dunia bermain. Anak, selain bertumbuh secara fisik ia juga berkembang secara psikologis, ia kreatif dan suka meniru,” jelas Kak Seto.

Selain memahami psikologi anak yang suka bermai, Kak Seto juga menekankan pentingnya melatih dan mengembangkan kemampuan anak. “Sebagai seorang pendidik yang baik pun, kita juga perlu serius melatih dan mengembangkan berbagai kemampuan seperti sikap rendah hati, ramah, sopan santun, kedisiplinan, juga kemampuan berbicara secara jelas, tegas, lancar, menarik, menyanyi, bergerak lincah dan gesit, serta yang paling penting adalah kreatif,” paparnya.

Sementara itu Rektor UMM, Fauzan, dalam sambutannya mengatakan, kehadiran Kak Seto merupakan representasi tetesan embun di tengah dahaga masyarakat. Baginya, saat ini perkembangan psikologi pendidikan mengalami sakit agak parah sebab faktor lingkungan. Karenanya kehadiran Kak Seto yang di masa lalu populer dengan karakter yang disukai anak-anak, yaitu Si Komo bisa menjadi pencerahan bagi mahasiswa FKIP UMM.

Menurut Fauzan, peran guru tidak hanya di sekolah. Guru adalah perwakilan Tuhan dalam menegakkan norma-norma di masyarakat. “Dulu, guru itu priyayi. Guru memiliki strata sosial ekslusif. Sederhana tapi memiliki kualitas yg tinggi,” kenang Fauzan.

Selepas memberikan materi, dilakukan prosesi penyematan jas almamater UMM yang dilakukan oleh Pembantu Dekan III FKIP UMM Dr Hari Sunaryo pada Kak Seto. “Ini suatu kehormatan bagi saya mengenakan jas almamater UMM. Serasa jadi mahasiswa FKIP UMM. Tau gitu, kalau dari dulu saya tau UMM, saya masuk FKIP UMM saja,” ucapnya disambut tepuk tangan peserta yang hadir. (Humas UMM)

Tags: Kak SetopendidikanPsikologi AnakUMM
Suara Muhammadiyah

Suara Muhammadiyah

Related Posts

Broadcasting SMK Muhiyo Berprestasi di Broadcaster Award UMY
Berita

Broadcasting SMK Muhiyo Berprestasi di Broadcaster Award UMY

3 Juli, 2024
LazisMu Kotim Salurkan Program “Back to School”
Berita

LazisMu Kotim Salurkan Program “Back to School”

1 Juli, 2024
Pendidikan
Berita

Pentingnya Kurikulum bagi Pendidikan

11 Desember, 2024
Next Post
Pembahasan LPJ  di Muktamar IMM Telah Usai, Siapa Menolak dan Siapa Menerima?

Pembahasan LPJ di Muktamar IMM Telah Usai, Siapa Menolak dan Siapa Menerima?

Please login to join discussion
  • Kotak Pos
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
  • Pedoman Media

© SM 2021

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora

© SM 2021

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In