YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Ketua Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Prof Baedhowi menyatakan bahwa kunci dari keberhasilan pendidikan berada di tangan guru. Peran pendidik dalam kondisi tertentu bahkan melebihi peranan kurikulum dan sarana-prasarana. Sehingga untuk menghasilkan output pendidikan yang berkemajuan (sekolah premium), mutlak dibutuhkan pembenahan kualitas dan kapasitas guru atau pendidik di seluruh sekolah Muhammadiyah.
“The real curriculum is teacher,” ungkap Prof Baedhowi yang didampingi oleh Alpha Amirrachman selaku sekretaris Dikdasmen PP Muhammadiyah, dalam acara Focus Grup Discussion (FGD) dengan redaksi Majalah Suara Muhammadiyah terkait dengan konsep sekolah premium Muhammadiyah, pada Sabtu siang (04/06/2016).
Menurut guru besar UNS ini, guru memiliki pengaruh yang sangat besar dalam menentukan prestasi dan keberhasilan siswa. Oleh karena itu guru semestinya tidak pernah berhenti untuk belajar. Ketika guru berhenti memperbaiki dan meningkatkan kualitasnya, maka ketika itu juga tingkat pengaruh guru terhadap peserta didik menurun.
Prof Baedhowi menuturkan bahwa dalam mewujudkan sekolah premium yang kini sedang dirancang dan digencarkan oleh Majelis Dikdasmen Muhammadiyah, maka sebagai kunci utama tergantung pada peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) pendidik atau guru. Untuk mendapatkan guru-guru yang berkulitas, manajemen sekolah menjadi pintu utama. Sedangkan untuk menghasilkan manajemen sekolah yang mumpuni, maka kepala sekolah menjadi factor kunci.
Bagi Baedhowi, tugas dan tuntutan guru saat ini telah berubah. Para guru harus bisa menyesuaikan dan memenuhi tuntutan kebutuhan siswa abad ke-21, yang meliputi aspek berpikir kritis, kemampuan merumuskan dan memecahkan masalah, kreatif dan inovatif, skill berkomunikasi, penguasaan Informasi dan Teknologi (IT), serta memiliki kemampuan multi bahasa.
Menyikapi era global, Baedhowi mengharapkan para guru untuk selalu meningkatkan kompetensi dan profesionalitas diri, termasuk dengan pelatihan-pelatihan. “Tiap tahun murid berubah, sehingga cara mengajar juga harus berubah. Kuncinya kita harus berubah untuk menjadi lebih baik kedepan,” ungkapnya.
Selain factor guru, Prof Baedhowi mengingatkan bahwa kunci keberhasilan pendidikan mencakup IMTAQ (Iman dan Taqwa) dan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi). Mengutip hasil penelitian Thomas J. Stanley, kesuksesan seseorang tidak dipengaruhi oleh IQ, sekolah favorit atau nilai terbaik. Namun, justru dominan ditentukan oleh hal-hal berikut; “Jujur, disiplin, gaul (good interpersonal skill), dukungan dari pasangan hidup, bekerja lebih keras dari yang lain, mencintai apa yang dikerjakan, kepemimpinan yang baik dan kuat (good and strong leadership), semangat dan berkepribadian kompetitif, pengelolaan kehidupan yang baik (good life management), serta kemampuan menjual gagasan dan produk (abilty to sell idea or product),” urai Prof Baedhowi (Ribas).