SURABAYA.suaramuhammadiyah.id-Indonesia beruntung memiliki kekuatan civil society yang terus membantu tugas-tugas yang seharusnya dipikul oleh negara. Dua di antara yang paling besar adalah organisasi Persyarikatan Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama. Keduanya didaulat layaknya dua sayap kekuatan bangsa Indonesia. Oleh karena itu, sinergisitas antara NU dan Muhammadiyah harus terus dibina dan ditingkatkan demi kemajuan bangsa.
Dalam upaya menangkal radikalisme, baru-baru ini Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) dan Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Surabaya membangun suatu kerjasama positif. Dalam bentuk mengeluarkan Resolusi Ramadhan, sebagai komitmen untuk bersatu mengawal Surabaya dari arus radikalisme dan terorisme.
Kedua perwakilan ormas yang hadir sepakat untuk menghilangkan segala bentuk radikalisme di bumi Indonesia sampai ke akar-akarnya. “Paham radikalisme jangan sampai berkembang di Surabaya, pasca penangkapan tiga teroris di beberapa titik di Surabaya pada Rabu (8/6) lalu,” kata Ketua PCNU Surabaya Muhibbin Zuhri dalam seremonial acara kerja sama yang dilakukan di Kantor PCNU Kota Surabaya, Jalan Bubutan, Surabaya, Rabu (15/6/2016).
Muhibbin mendorong Pemerintah Kota Surabaya bergandengan tangan dengan NU dan Muhammadiyah dalam membentengi warga Surabaya dari pengaruh radikalisme dan terorisme. “NU dan Muhammadiyah siap menjaga ligkungan masing-masing. Jangan sampai Surabaya dirusak oleh yang aneh-aneh. Untuk itu, Pemkot Surabaya perlu bersinergi dengan NU dan Muhammadiyah dalam menyelesaikan isu terorisme,” ungkap dosen UIN Sunan Ampel (UINSA) Surabaya itu
Dalam menumpas radikalisme, menurut Muhibbin, perlu dilakukan tindakan prefentif serta upaya deteksi dini terhadap aktivitas radikalisme dan terorisme. Hal ini sangat perlu dan harus melibatkan ormas Islam yang memiliki basis massa grass root yang kuat, serta dengan pendekatan kultural. “Kerja sama ini untuk kebaikan warga Surabaya secara kultural, namun semuanya bergantung kemauan Pemkot Surabaya,” katanya.
Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Surabaya, Hamri Al Jauhari menambahkan bahwa kerja sama yang dibangun merupakan relasi non-formal guna mencari solusi bersama di tengah berbagai permasalahan yang menimpa Kota Surabaya. “Dorong pemkot dan forpimda untuk bersinergi dengan ormas dalam deteksi dini guna mengantisipasi ancaman radikalisme dan terorisme,” tutur Hamri (Ribas).