JAKARTA, suaramuhammadiyah – Sebagai organisasi dengan asset dan tanah wakaf terbesar, Persyarikatan Muhammadiyah dinilai sangat potensial untuk mulai mengembangkan investasi melalui Dana Investasi Real Estate (DIRE). Hal itu dikatakan Kepala Manajemen Informasi dan Pengembangan Emiten Bursa Efek Indonesia (BEI) Poltak Hotradero, Senin (29/8).
DIRE sendiri bisa diterbitkan dalam dua bentuk, sebagai penerbit dan sebagai investor. Dari sisi penerbit, Muhammadiyah sangat berpeluang karena didukung oleh banyaknya aset properti yang tersebar di seluruh Indonesia. Serta memiliki puluhan juta anggota. Nantinya, semua orang bisa menjadi investor yang membeli instrumen DIRE yang diterbitkan Muhammadiyah.
Kekayaan Muhammadiyah didominasi oleh harta tak bergerak berupa tanah wakaf. Tanah wakaf yang kepemilikannya bersifat aset kolateral sulit menjadi agunan jika ingin mendapat pembiayaan dari bank dalam rangka pengembangan.
Sebagai solusi, ujar Poltak, DIRE merupakan salah satu cara paling tepat. ’’Mereka (Muhammadiyah) ada rencana membangun gedung administrasi. Nanti mereka bisa menyewakan kelebihan lantai bangunan gedung ke pihak eksternal,’’ ujar Poltak.
Yang terpenting, sesuai dengan persyaratan minimal, aset properti berpenghasilan sewa untuk kemudian dikumpulkan sebagai instrumen DIRE itu senilai Rp 50 miliar. ’’Secara umum, negara kita ini masih akan memulai. Ruang tumbuh DIRE masih sangat besar. Potensinya banyak,’’ ungkap Poltak. (Ribas)