JAKARTA, Suara Muhammadiyah— Merebaknya paham keagamaan yang radikal dan cenderung mengarah pada kekerasan harus disikapi dengan berbagai pendekatan yang menyeluruh. Selain dengan menawarkan paham keagamaan yang moderat atau tengahan antara ekstrim kanan dan ekstrim kiri, Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Mu’ti memiliki usulan lain. Yaitu dengan membentuk pemukiman yang pluralis.
Mu’ti mengatakan, ada sejumlah cara mencegah meluasnya jaringan ekstremisme. Salah satunya memperkuat fondasi pendidikan. “Kita harus membangun pemerintahan yang terbuka dan inklusif melalui pendidikan. Seperti pendidikan lintas agama,” jelasnya dalam acara konferensi pers di kantor CDCC, Jakarta, Selasa (4/10).
Menurut Mu’ti, penataan kota adalah salah satu kunci pencegahan meluasnya ekstremisme. Pasalnya, penataan kota yang semrawut seperti yang terjadi di Indonesia saat ini, menjadi salah satu pangkal masalah. Mereka yang terkonsentrasi dan tidak bersosialisasi dengan orang atau komunitas yang berbeda sangat rentan terjebak paham ektremis.
Pertemuan dengan orang atau komunitas berbeda terlebih disertai dengan dialog dan saling memahami akan mengikis sikap hegemonic dan merasa paling benar sendiri. “Negara harus bangun permukiman yang pluralis. Contohnya Singapura, di negara tersebut satu kelompok agama tidak ditempatkan di satu tempat atau daerah,” ujar Mu’ti.
Guna mendeteksi keberadaan kelompok ekstremis ini, Mu’ti menjelaskan tiga ciri utama mereka. “Ciri pertama adalah mereka berada dalam satu posisi yang menjadikan mereka berbeda dengan yang lain, menjadi eksklusif. Ciri yang kedua terkait kekerasan, mereka memakai kekerasan fisik maupun verbal. Yang ketiga kelompok ini memiliki jaringan yang tertutup di dalam dan luar negeri. Kelompok ini akan diketahui setelah mereka melakukan aksi,” paparnya.
Sebagai gerakan Islam moderat, Muhammadiyah terus melakukan berbagai upaya dalam mengkampanyekan Islam yang damai dan paham keagamaan yang moderat. Dalam waktu dekat, Muhammadiyah, CDCC dan Chengho Multicultural Education Trust Malaysia akan menggelar World Peace Forum (WPF) yang akan diselenggarakan pada 1-4 November 2016 . Tema yang diangkat pada WPF keenam ini adalah Countering Violent Extremism: Human Dignity, Global Injustice and Collective Responsibility’ (Ribas).