JAKARTA, Suara Muhammadiyah–Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir berharap kasus Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok segera berakhir dengan baik dan bermartabat. Sehingga bangsa ini tidak tersandera oleh tindakan satu dua orang, dan tidak menyia-nyiakan energi.
“Kasus ini kami harapkan segera berakhir dan ada kata putus, agar bangsa ini tidak tersandera satu dua orang yang bertindak gegabah dalam kehidupan kebangsaan,” kata Haedar usai pertemuan antara Presiden Joko Widodo dan PP Muhammadiyah di Pusat Dakwah Muhammadiyah, Selasa (8/11).
Pertemuan tertutup itu membahas tiga agenda besar bangsa. Ketiga agenda itu nantinya akan dikerjakan bersama-sama oleh Pemerintah, Muhammadiyah dan elemen bangsa lainnya. Yaitu terkait dengan pemberdayaan ekonomi kerakyatan, konfigurasi politik, dan pembangunan keadaban bangsa.
“Kekuatan ekonomi kerakyatan, konfigurasi ekonomi yang sudah sangat liberal harus ditata ulang, menuju Indonesia yang maju, adil dan berperadaban. Bangsa ini mempunyai tata keadaban, berlandaskan etika keadaban kolektif bangsa,” tutur Haedar.
Muhammadiyah, kata Haedar, akan selalu membantu pemerintah mengurangi kesenjangan social-ekonomi masyarakat yang selama ini menjadi masalah besar bangsa. Muhammadiyah juga siap mengawal jalannya perpolitikan Indonesia sehingga berjalan sesuai perspektif nilai-nilai agama, yakni adil, makmur, bermartabat, dan berdaulat.
Haedar mengingatkan keberadaan Pancasila sebagai dasar dan filosofi bangsa Indonesia. Karena itu, para elit dan pejabat public dari pusat hingga daerah, termasuk masyarakat untuk bertindak dan berkata dalam koridor etik dan keadaban bangsa. “Tatap dan melangkah ke depan. Jangan habiskan energi,” ujarnya (Ribas).