SLEMAN, Suara Muhammadiyah-Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Periode 1995-1998, Prof M. Amien Rais menyatakan bahwa perbedaan yang terjadi merupakan sebuah hal yang wajar dan tidak perlu dibesar-besarkan. Semua itu dimaknai sebagai dinamika warna-warni dunia yang tidak akan berpengaruh di akhirat.
“Karena kita tahu sesungguhnya perbedaan organisasi, perbedaan mazhab, perbedaan aliran, perbedaan partai, itu cuma warna-warni di dunia ini, yang saya yakin besok di akhirat tidak akan ditanyakan. Saya yakin sekali,” tutur Amien dalam acara Pengajian Akbar Muhammadiyah PDM Sleman, di Aula PDM Sleman, Rabu (23/11).
Amein mengingatkan bahwa yang dinilai oleh Allah bukanlah perbedaan itu, namun konstribusi apa yang telah diberikan. “Karena yang ditanyakan itu ketika kita di dunia yang fana ini, apakah beriman, beramal sholeh atau tidak,” papar Amien.
Pernyataan Amien itu diinspirasi dari pesan al-Quran bahwa yang paling mulia di sisi Allahj adalah yang paling bertakwa. “Kita menangkap saripati al-Quran, bahwa kunci saripati, miftahul jannah itu ada dua. Yaitu iman dan amal sholeh. Kalau ini kita pengang akan membawa kita menjadi hamba Allah yang mudah berlapang dada dan bertoleransi,” katanya.
Sebagai orang yang beriman pada al-Quran maka seharusnya mereka bisa bertoleransi. “Kita ini termasuk hamba Allah yang mengerti al-Quran. Sehingga perbedaan yang furu’iyyah, yang cabang-cabang, tidak boleh menjadikan kita ini berjauhan, berseberangan, apalagi bermusuhan,” tuturnya.
Menurut Amien, sesama umat Islam masih banyak alasan yang seharusnya mermbuat kita bersatu. “Karena kita ini sama-sama berkiblat satu, bernabi satu, berkitab suci satu,” jelasnya. “Kalau ada perbedaan yang furuiyyah itu janganlah kita besar-besarkan,” harap Amien di hadapan para jamaah Muhammadiyah (Ribas).