BANGKALAN, Suara Muhammadiyah – Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir menyatakan bahwa umat Islam Indonesia merupakan komponen bangsa yang sangat menghargai kebhinnekaan. Sejarah panjang perjalan bangsa Indonesia membuktikan dedikasi dan konstribusi umat Islam yang rela berkorban demi kebhinnekaan.
“Sejarah masa lampau mencatat Islam Indonesia adalah Islam yang cinta negeri, cinta bangsa dan cinta tanah air,” tutur Haedar Nashir pidato peringatan Milad Muhammadiyah ke-104 PWM Jawa Timur, di Stadion Gelora Bangkalan, Madura.
Umat Islam, kata Haedar, meskipun sebagai mayoritas dan kuat keyakinan keagamaaanya, namun mereka sangat mencintai dan menjadi tonggak penyangga keindonesiaan yang setia. “Keislamannya tidak opisisi biner dengan keindonesiaan dan kemajemukan bangsa, bahkan menjadi perekat utama. Islam menjadi kekuatan integrasi nasional,” ujarnya.
Bagi yang paham sejarah panjang bangsa, maka ia akan mengerti bahwa umat Islam bukanlah perusak toleransi. “Maka jika sekarang ada satu orang yang ingin menguji umat islam dengan kebhinekaan bangsa ini, maka sesungguhnya itu merupakan ketidakpahaman sejarah,” kata Haedar.
Dikarenakan pandangan yang menyudutkan umat Islam Indonesia tersebut berawal dari ketidakpahaman sejarah, maka Haedar mengajak untuk tidak terlalu menghabiskan energi meladeni perdebatan kontraproduktif itu. “Apalagi jika ada pejabat yang ingin menjelekkan Islam, selalu memberikan pandangan negatif, maka maafkan mereka sejak hari ini,” ujar Haedar.
Konflik keagamaan yang terjadi di Indonesia, kata Haedar, telah menguras energy dan pikiran bangsa khususnya umat Islam hari ini. Meski kerap disudutkan dalam berbagai propaganda, Haedar mengimbau agar umat Islam untuk tenang dan bijak dalam menghadapi ujian kebhinekaan.
Daripada melakukan hal-hal yang kontraproduktif, Haedar mengajak semua elemen untuk terus menjaga kerukunan dan persaudaraan yang tulus. “Kami mengajak seluruh warga Muhammadiyah, mari kita bersama-sama mengikat persaudaraan yang ikhlas, tulus dan otentik menuju bangsa yang berkemajuan,” ucap Haedar.
Haedar mengingatkan warga Muhammadiyah untuk senantiasa membangun negara sesuai bidangnya masing-masing. Baik di pendidikan, kesehatan, pelayanan social maupun social-ekonomi-politik. “Mari kita berdakwah dalam bidangnya masing-masing, Muhammadiyah sudah mempunyai ladang dakwah sesuai bidang,” tuturnya.
Dalam kesempatan itu, Haedar juga mengajak untuk meneladani etos perjuangan KH Ahmad Dahlan dalam memjukan bangsa. Ketika itu, intelektualitas Kyai Dahlan dicurahkan untuk melakukan transformasi dan pembaharuan dalam bidang pendidikan, kesehatan dan pelayanan social yang melampaui zamannya. “Sebarkanlah virus Muhammadiyah di tempat anda berpijak,” papar Haedar (Ribas).