PURWOREJO, Suara Muhammadiyah– Setelah menanti beberapa waktu, akhirnya pembangunan gedung SD Muhammadiyah Unggulan (SDMU) Purwodadi Purworejo untuk tahap pertama telah selesai. Secara simbolis ditandai dengan penyerahan kunci ruang kelas dari H Sudarno Ketua PCM Purwodadi kepada Agus Amin Fadilah MM selaku Kepala SDMU Purwodadi serta dihadiri pula H Dandung Danadi dari PDM Purworejo, Jumat, (25/11)
Pertimbangan awal saat mendirikan SD MU Purwodadi sangat sederhana. Yaitu untuk memperbanyak jamah masjid. Orang yang memakmurkan masjid dengan aktivitas dakwah amar maruf nahi munkar sangat dibutuhkan. Bukan hanya 10 orang tapi ratusan bahkan ribuan kalau bisa. Orang yang simpatik dengan masjid bukan lahir dari sikap ikut-ikutan tapi pasti hasil dari pendidikan. Generasi yang hatinya tertambat di masjid bukan ditunggu, tapi harus diciptakan melalui pendidikan.
Masjid yang sudah ada harus dioptimalkan fungsinya. Di komplek masjid harus ada sekolah/madrasah. Sekolah/madrasah harus mampu mengundang sebanyak mungkin calon jamaah masjid. Menggerakkan keluarga memakmurkan masjid melalui putra/putrinya harus diupayakan bersama. Itu bukan pekerjaan jangka pendek. Bukan pula tugas yang mudah dipikul hanya oleh 2 atau 3 orang.
“Keberadaan masjid ini kami berharap menjadi pusat dakwah bagi lingkungan sekitarnya. Dalam rangka menggerakkan jamaah tidaklah semudah membalikkan tangan tetapi membutuhkan proses pendidikan, komunikasi efektif serta kerjasama dari semua elemen yang ada. Inilah merupakan latar belakang dasar dengan didirikannya lembaga pendidikan dasar unggulan yang diberinama SDMU Purwodadi,” ujar Agus Amin Fadilah MM selaku Kepala Sekolah.
Manajemen sekolah mewacanakan proses pendidikan yang berlangsung dapat berjalan 24 jam non stop atau diberi tajuk “Baitul Quran Muhammadiyah At –Tanwir” yang mana dapat memberikan pengajaran dan pendidikan lebih maksimal, tidak setengah-setengah.
“Menyatukan kegiatan SDMU dengan masjid adalah cita-cita. Pembiasaan aktivitas harian seorang muslim bagi anak-anak lebih penting dari sekedar mengajarkan mereka matematika dan IPA. Membekali mereka dengan akhlaq dasar seorang mukmin lebih mendesak daripada tata karma yang lain. Itu hanya bisa dilakukan bila sekolah bisa dirancang dengan 24 jam non stop. Pendidik harus memberikan subtansi dari setiap proses pendidikan yang berlangsung sehingga bukan sekedar menyelesaikan target mengajar saja ” tambahnya.
Program itu perlu disusun dengan baik. Orang tua pasti akan mendukung bila kita mampu menyakinkannya. Kita punya banyak kesempatan untuk mendekatkan AL Quran kepada anak-anak bila kesempatan 24 jam nonstop bersama mereka. Dengan proses sedikit demi sedikit dimulai dengan kegiatan hari jumat-sabtu.
“Apa kita bisa ? saya yakin bisa. Potensi yang ada bisa dimanfaatkan. Pembagian tugas mesti dilakukan dengan baik. Terkait biaya, yakinlah akan datang bila kita serius menggarapnya. secara pelan-pelan akan dapat berjalan. Ayo kita semua ambil bagian,” ujarnya.
“Sukses untuk SD MU Purwodadi di tangan orang-orang yang lembut hati dan perasannya serta keistiqomahan dalam mengabdi yang sembari senyum keikhlasan dalam menyentuh peserta didik insha Allah akan lahir kader yang cerdas, ruhaninya, emosionalnya, sosialnya dan intelektualnya yang menghilangkan kesombongan seperti istilah Mohammad Fakhruddin, M.Hum Rektor UMP tahun 2000-2010 ‘tinggi prestasi rendah hati’ Hasbunallah,” ujar Drs H Pujiono selaku Ketua PDM Purworejo dalam tanggapan terhadap manajemen Amal Usaha Muhammadiyah yang satu ini.