Abdul Mu’ti: Guru Agama Berperan Penting Ajarkan Nilai Kebangsaan dan Keberagaman

Abdul Mu’ti: Guru Agama Berperan Penting Ajarkan Nilai Kebangsaan dan Keberagaman

JAKARTA, Suara Muhammadiyah-Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Abdul Mu’ti menyatakan bahwa guru agama memiliki peranan penting dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan dan keberagaman bagi para peserta didik. Para guru agama menjadi harapan terakhir di tengah gencarnya arus informasi media elektronik yang sangat tidak terkontrol.

Namun realitasnya, masih banyak guru agama yang belum memahami kedudukan pentingnya mengajarkan nilai-nilai kebangsaan. Tidak hanya itu, beberapa guru agama justru terbukti ikut-ikutan terseret ke dalam pusaran paham yang cenderung eksklusif dan bahkan radikal. Bahkan, pemahaman sebagian guru agama pun berpotensi menggugurkan Pancasila dan UUD 1945, sebagaimana diungkap Peneliti Senior Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Didin Syafruddin.

Melihat realitas itu, Abdul Mu’ti memandang adanya kecenderungan pemaksaan atau penyamaan pemahaman soal pengajaran agama Islam di sekolah-sekolah. Hal itu dikatakan Mu’ti dalam seminar bertajuk “Guru Agama, Toleransi, dan Isu-isu Kehidupan Keagamaan Kontemporer di Indonesia” yang berlangsung di Ruang Teater Prof Dr Zakiah Daradjat Fakultas Psikologi UIN Jakarta, Kamis (15/12).

Akibat dari pengajaran pemahaman agama yang cenderung hitam-putih, nilai-nilai inklusivitas dan pluralitas pandangan keberagamaan bisa tergerus. Ditambah dengan fakta buku ajar yang hanya memuat ajaran teologi dan ubudiyah, dibanding isu-isu sosial keagamaan.

Menyikapi kondisi ini, Abdul Mut’i melihat perlunya penegasan siapa yang paling berhak mendidik dan meluluskan guru agama. Faktanya, banyak guru agama yang tidak mengerti pembacaan teks-teks keislaman dan hubungannya dengan konteks yang berubah.

Abdul Mu’ti juga prihatin banyak mahasiswa Pendidikan Agama Islam (PAI) yang tidak bisa membaca dan memahami Al-Quran dengan baik dan saat ini pengajaran agama Islam didominasi oleh sumber-sumber media elektronik dan internet.

Mu’ti mengingatkan perlunya membangun mindset para guru tentang peran mereka dalam penanaman inklusivitas kebangsaan serta inklusivitas sosial guna memahami pentingnya keberagaman social Indonesia.

Selain Didin Syafruddin dan Abdul Mu’ti, seminar tersebut juga menghadirkan Ketua PBNU Imam Aziz, Sekretaris Ditjen Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nurzaman dan Direktur Pendidikan Agama Islam (PAI) Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama Imam Safei (Ribas).

Exit mobile version