TAIPEI, Suara Muhammadiyah– Dalam pengajian bersama warga Muhammadiyah Taiwan, Sabtu (18/12), Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Bidang Tarjih dan Tabligh, Prof Yunahar Ilyas menguraikan tentang makna berislam bagi seorang muslim.
Pengajian yang diikuti warga negara Indonesia di Taiwan dan perwakilan dari komunitas Chinese Moslem Association (CMA) itu digelar usai pelantikan pengurus Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) dan pengurus Tapak Suci Muhammadiyah Taiwan oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir, di Masjid Besar Taipei, Taiwan.
Prof Yunahar Ilyas dalam pengajian rangkaian pelantikan PCIM Taiwan memberi pesan moral agar setiap muslim berkomitmen kuat dalam berislam. “Apa makna berislam bagi setiap muslim?” Demikian pertanyaan penting Yunahar mengutip buku Fathi Yakan berjudul ‘Madza Ya’ni Intimaaiy Lil-Islam’.
Makna berislam yang pertama, menurut Yunahar adalah terkait dengan komitmen aqidah. Aqidah seorang muslim harus lurus dan benar hanya kepada Allah semata, bertaqarub dan muraqabah kepada-Nya, serta tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun.
“Kedua, komitmen ibadah, yakni beribadah dengan benar dan khuysuk, serta mewujudkan fungsi ibadah dalam kehidupan sehari-hari,” urainya.
Ketiga, keberislaman seorang muslim harus dibarengi dengan komitmen keluarga dan rumah tangga. Yaitu membangun keluarga sakinah, mendidik anak menjadi anak yang soleh/ah dan berbakti, serta senantiasa menjalin silaturahim.
Makna keempat, tutur Yuhanar adalah komitmen akhlaq. Yaitu mewujudkan akhlak Islami dengan meneladani sifat Nabi dalam kehidupan pribadi dan kolektif. Keteladanan yang dicontohkan Nabi harus diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari.
Adapun makna kelima adalah keharusan untuk mengembangkan optimisme. Seorang muslim, kata Yunahar, harus memiliki optimisme bahwa masa depan Islam itu positif dan akan terwujud oleh umat Islam sendiri (Ribas).