YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah— Gerakan kepanduan Hizbul Wathan (HW) harus hidup kembali usai kebangkitanya 18 tahun lalu, tahun 2001. “Hal ini penting dilakukan agar HW bisa berbuat banyak untuk bangsa dan persyarikatan,” pesan Muchdi PR Ketua Umum Kwartir Pusat (Kwarpus) HW pada pembukaan Musyawarah Wilayah (Musywil) HW DIY (25/12) dalam sambutanya.
Jauh sebelum Indonesia merdeka, kata Muchdi, HW sudah lahir dan sudah berkiprah besar kepada masyarakat. Banyak tokoh dan kader HW yang berbuat besar terhadap bangsa ini. “Sebut saja salah satunya Panglima Besar Jendral Soedirman,” ia mencontohkan.
Kader persyarikatan yang lahir dari kepanduan HW itu, sambungnya, berjasa besar atas upayanya mengusir penjajah dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. “Sejarah ini penting untuk selalu kita ingat sebagai penguatan identitas HW khususnya untuk menjadikan kembali HW sebagai ujung tombak Muhammadiyah,” ajak Muchdi kepada seluruh peserta musyawarah.
Selain itu, melalui mimbar tersebut, Muchdi juga mengajak agar kader HW memahami sejarah kepanduan persyarikatan HW. Setidaknya kader HW harus paham kapan dan kenapa HW lahir, dinonaktifkaan, serta kapan dan kenapa HW dibangkat lagi. “Ini sekaligus bagian dari upaya untuk meluruskan sejarah HW,” ucapnya.
Hal serupa juga disampaikan Gita Danupranata Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DIY dalam sambutanya pada Muywil tersebut. Menurutnya, selain pemantapan identitas, HW juga memerlukan motivasi untuk menjaga peran dan fungsinya di berbagai lini. Baik peran dan fungsinya untuk persyarikatan maupun untuk bangsa. “Salah satunya adalah pengembangan soft skill warga Muhammadiyah melalui HW,” tuturnya
Secara khusus, Ketua PWM DIY itu menyarankan, agar kwartir wilayah HW DIY menjalin kerjasama dengan Majelis Dikdasmen PWM untuk kegiatan-kegiatan perkemahan (gsh).