Din Syamsuddin: Umat Islam Belum Menjadi Tuan di Rumah Sendiri

Din Syamsuddin: Umat Islam Belum Menjadi Tuan di Rumah Sendiri

Din Syamsuddin menyampaikan tabligh akbar di Islamic Centre UAD

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah- Umat Islam merupakan mayoritas di Indonesia, namun rasanya umat inilah yang justru terus-menerus harus diuji kesabarannya.

“Dengan jumlah sebesar itu, umat islam belum tampil menjadi tuan di rumah sendiri, jadi nona dirumah sendiri” tutur Din Ketua Umum Pimpinan Ranting (PR) Muhammadiyah Pondok Labu, Jakarta Selatan, Senin (26/12).

Baca :Din Syamsuddin: 1000 Dengungan ‘Allahu Akbar’ Tidak Cukup

Hal itu disampaikan Din pada Tabligh Akbar yang dilaksanakan dalam rangka memperingati milad Universitas Ahmad Dahlan ke-56 di masjid Islamic Center kampus IV UAD. Din mengungkapkan rasa syukur atas milad ke-56 UAD, dan berharap UAD dapat menjadi pusat kajian islam yang berwibawa, berpengaruh, dan membantu Muhammadiyah dalam mencerahkan bangsa.

Islam sebagai Din al-hadlarah menurut Din, saat ini belum mampu menampilkan kehidupan yang berkemajuan, sebagaimana yang pernah dicapai umat islam abad pertengahan. “Yaitu masyarakat yang mempunyai predikat peradaban tinggi High civilization”  ucap wakil ketua umum MUI Pusat periode 2005-2010 itu.

Baca: Ini Empat Watak Islam Menurut Din Syamsuddin

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang menjabat selama dua periode itu, (2005-2015) baru-baru ini diundang ke istana untuk berdiskusi empat mata dengan Presiden Joko Widodo, terkait aksi 411 dan 212. Din menyampaikan agar tidak menganggap remeh kejadian ini. “Pak Presiden, ini sudah merupakan akumulasi dari berbagai perasaan menggumpal dalam hati umat islam, yang kemudian ia membuncah” terang Din.

“Adanya kesenjangan ekonomi, rasa ketidak adilan hukum, munculnya orang yang seakan kebal hokum, fatwa yang diminta lalu kemudian hanya untuk diabaikan Kapolri,” tambah Din memberikan contoh penyebab dari gumpalan-gumpalan yang ada pada perasaan umat islam itu.

Baca: Begini Analisa Din Syamsuddin Dibalik Kasus Ahok

Menghadapi keadaan umat islam dewasa ini, Din memiliki pendekatan berbeda. “Saya lebih cenderung melakukan pendekatan Muhasabah, berinstropeksi, mengevaluasi, mengapakah hal demikian dapat terjadi,” tuturnya. Apapun yang terjadi jangan menyalahkan orang lain, tapi salahkanlah diri sendiri.

Din Al-Hadlarah, yaitu islam yang berperadaban haruslah didukung dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang maju, hingga tercapailah kehidupan yang berperadaban tinggi. “Bila umat islam bersatu, tak akan ada yang berani mengganggu kita,” katanya.

“Ini langkah yang paling penting, umat islam harus tampil dengan kualitas sumber daya manusianya,” pungkas Din mengakhiri ceramahnya dihadapan ribuan jama’ah (ilham).

Exit mobile version