YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah- Berangkat dari kesadaran bahwa Islam adalah agama dakwah yang mengajak dan memerintahkan kepada umatnya untuk selalu menyebarkan dan menyiarkan agama Islam kepada seluruh umat manusia, Majelis Lembaga Kebudayaan Pimpinan Pusat (PP) Aisyiyah mengusung pilot project rumah seni gamelan sebagai media berdakwah. Rumah seni gamelan yang sudah dilaksanakan selama 2 bulan ini diikuti oleh sekitar 20-25 anggota Aisyiyah dengan menghadirkan pengajar dari Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (P4TK) bidan Kesenian.
Bendahara Lembaga Kebudayaan PP Aisyiyah, Zamroni mengungkapkan bahwa seni dan budaya dapat menjadi metode atau media dakwah. Menurutnya, melalui seni dakwah bisa dikemas dengan cara yag menarik dengan tidak menghilangkan atau mengurangi makna-makna yang hendak disampaikan.
“Lagu-lagu yang dimainkan dalam seni gamelan adalah lagu-lagu dakwah. Jadi, arti dari surat-surat di Juz Amma itu dilanggamkan ke lagu-lagu. Intinya sebagai media dakwah. Biar tidak lari dan tidak menghilangkan unsur-unsur Islami,” terangnya.
Rumah seni gamelan, lanjut Zamroni, merupakan salah satu cabang seni yang digerakan Aisyiyah sebagai media dalam berdakwah. Ia mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan pilot project sehingga nantinya dapat dikembangkan dan diikuti oleh cabang dan ranting Aisyiyah di tempat lain.
“Jadi ada beberapa kelompok seperti seni musik, seni suara, seni kriya, dsb. Keinginannya, nantinya terselenggara semacam gebyar seni dan setiap daerah atau cabang dan ranting ada pilot project yang diunggulkan,” pungkasnya.
Adapun tujuan dari terselenggaranya program ini selain sebagai upaya dalam berdakwah, yaitu dalam rangka memberdayakan perempuan dalam memaksimalkan potensi yang dimiliki serta sebagai sarana untuk berbagi serta menghimpun ide-ide antar anggota. “Guru-guru yang ikut nantinya bisa menyalurkan apa yang didapat ke anak didiknya sehingga hal ini menjadi sesuatu yang terus bermanfaat,” ujar Zamroni.
Zamroni mengaku program ini cukup mendapatkan respon yang positif serta antusiasme yang tinggi dari anggota. Hal ini dibuktikan dengan konsistensi dalam mengikuti latihan yang dilaksanakan setiap minggunya. Ia berharap agar nantinya program ini dapat dikembangkan di tempat lain.
“Harapannya, ketika ibu-ibu sudah pada tahu bahwa seni bisa untuk dakwah nanti bisa menunjukan ke daerah lain misalnya di Sumatera, berdakwah dengan menggunakan alat kesenian yang ada dan dikemas sesuai dengan budaya masing-masing,” tandasnya (Yusri).