BANJARMASIN, Suara Muhammadiyah-Bertempat di Mushalla Muhajirin Jl. Simpang Ulin I Banjarmasin pada hari Rabu (25/1) telah dilangsungkan pengajian keliling. Pengajian yang dikoordinir Majelis Tabligh Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banjarmasin 7 tersebut telah memasuki pengajian ke 1012 kalinya. Penceramah yang dihadirkan pada pengajian yang dilaksanakan ba’da Isya tersebut adalah Ust. H Khairul Anam, SH, MKes.
Dalam paparannya ustadz sekaligus akademisi tersebut menyoroti tentang keutamaan orang yang suka berhadir dalam majelis ilmu. Orang tersebut akan diberikan ketenangan oleh Allah, karena yang dikajinya adalah Alquran dan Hadits serta ditambahkan keimanannya. Dia juga mengutip sebuah hadis Qudsi yang menyebutkan bagi anak Adam yang senantiasa menggunakan umurnya untuk menuntut ilmu, akan ditutup kefakirannya.
“Sebaliknya bagi orang yang sibuk, maka orang tersebut akan senantiasa disibukkan terus sehingga selalu tidak ada kesempatan untuk melakukannya. Maka orang tersebut, kata Ketua Majelis Tabligh PD. Muhammadiyah Kota Banjarmasin itu akan ditimpa rasa kekurangan, karena dia tidak pernah merasa bersyukur,” ujarnya.
Khairul Amal juga mengutip apa yang pernah diutarakan Ibnul Qayyim: hal yang menghalangi seseorang untuk melakukan kebaikan adalah karena malas dan selalu merasa lelah. Apabila terpaksa mendatangi majelis ilmu, ketika pulangnya merasa menyesal serta menggerutu, dan orang tersebut tidak akan mendapat pahala, karena niatnya bukan karena Allah.
Di samping itu juga orang yang mendustakan ayat Allah serta perjumpaan denganNya, maka orang tersebut akan diazab. Begitu pula ada orang yang mengaku beriman, tapi perilakunya tidak mencerminkan nilai-nilai Islam. Pekerjaannya suka merusak seperti merusak alam, serta sikap tidak senang terhadap orang yang melakukan kebaikan.
Ditambahkannya lagi, bahwa Allah Swt akan membenci orang-orang yang berani meninggalkan shalat, tidak malu berbuat dosa, meninggalkan/tidak mau membaca Alquran, melakukan maksiat. Di samping itu juga orang yang benci dengan nasehatnya para ulama, merasa sombong ketika diberikan nasehat, menganggap dirinya hebat dan lain sebagainya (khaliq).