YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah-Guru Besar Ilmu Ekonomi Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta dan wakil ketua Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah, Prof Edy Suandi Hamid menyatakan bahwa penerapan ekonomi syariah di Indonesia mengalami beberapa kendala. Permasalahan terbesar yang menghambatnya adalah persoalan ketimpangan social.
“Praktek keuangan syariah, lebih luas lagi ekonomi syariah memang ada persoalan terkait dengan keadilan dan pemerataan di republic ini. Bahkan ada kecenderungan yang lebih memprihatinkan,” kata Edy dalam Seminar Nasional Ekonomi Syariah kerjasama Suara Muhammadiyah dan OJK, bertajuk ‘Arah dan Kebijakan Pengembangan Ekonomi Syariah di Indonesia’, yang berlangsung di gedung Asari Komplek Masjid Al Fatah Ambon, Maluku, Kamis (23/2).
Edy menunjukkan data ketimpangan dan kesenjangan social di Indonesia saat ini. “Gini rasio kita itu cenderung semakin meningkat, dua tahun ini agak menurun sedikit. Dua tahun lalu mencapai 0,2. Itu merupakan angka tertinggi sejak kita mengenal statistic gini rasio. Artinya ketimpangan kita itu semakin melebar,” tuturnya.
Oleh karena itu, Edy mengapresiasi PP Muhammadiyah yang mengusung tema ‘Kedaulatan dan Keadilan Sosial untuk Indonesia Berkemajuan’. Topik itu menjadi keprihatinan banyak kalangan belakangan ini, termasuk Presiden Joko Widodo. Tanwir Muhammadiyah diharapkan bisa menawarkan solusi untuk kemajuan bangsa.
“Sangat tepat tanwir ini PP Muhammadiyah mengangkat topic ini. Bukan hanya PP Muhammadiyah yang galau. Saya kira semua kita galau. Di Jogja juga sangat galau. Saya kebetulan penasehat sultan juga. Di Jogja itu ketidakmerataannya itu paling tinggi di Indonesia. paling tinggi, 0,45 gini rasionya,” ungkap Edy. (Ribas/gsh)