TEGAL, Suara Muhammadiyah- Pendidikan mempunyai peran penting dalam menuntaskan kebodohan. Tantangan terbesar pendidikan diabad kedua ini tidak melulu bagaimana menyiapkan peserta didik sebagai manusia yang siap menghadapi globalisasi. Berangkat dari hal tersebut, SMK Muhammadiyah Lebaksiu (Famuba Lebaksiu) meluncurkan sekolah berbasis wirausaha pada Rabu (22/2).
Gagasan yang ditawarkan oleh SMK Muhamadiyah Lebaksiu dengan membangun pendidikan berbasis Enterpreneur ini langsung direalisasikan oleh kepala sekolah dan diterapkan kepada peserta didik. Pendidikan berbasis enterpreneur ini merupakan program unggulan untuk membangun potensi para peserta didik.
Kepala Sekolah SMK Famuba, Andi Riswandi menjelaskan bahwa di mana ada kerumunan manusia, pergerakan ekonomi berupa proses jual beli akan berjalan. Menurutnya, untuk mempertajam minat dan kemampuan wirausahawan perlu ditumbuh-kembangkan melalui proses pembelajaran. “Di sinilah letak dan pentingnya pendidikan wirausahawan dalam pendidikan,” tambahnya.
Disampaikan Andi, jika seorang pendidik ingin menumbuhkan sikap peserta didik, sudah seharusnya mengetahui bakat dan keinginan peserta didik, nilai dan pengetahuan yang seharusnya didapat pesera didik, serta lingkungan lain yang kondusif bagi penumbuhan sikap mereka,
“Keadaan ini sulit dilakukan, tetapi harus diusahakan. Jika kita ingin pendidikan berkembang dan bermanfaat bagi masyarakat, maka kita tidak boleh diam. Apapun hasilnya, pendidik harus berusaha melakukan inovasi proses pendidikan. Perlu disadari, bahwa segala sesuatu membutuhkan proses yang cukup panjang untuk mencapai suatu keberhasilan,” ujarnya.
Seorang wirausahawan, lanjut Andi, adalah individu yang memperoleh peluang dan menciptakan organisasi untuk mengejarnya. Sehingga dapat dikatakan bahwa seorang entrepreneur merupakan pribadi yang mencintai perubahan karena dalam perubahan tersebut peluang selalu ada.
“Melihat uraian singkat tentang konsep pendidikan kritis dan mental wirausaha di atas, maka kita dapat mendesain model pendidikan masa depan yang lebih produktif. Oleh karena itu, pendidikan kreatif dan inovatif sangat diperlukan,” tandasnya (Hendra Apriyadi).