BANDUNG, Suara Muhammadiyah- Perhelatan akbar jenjang internasional akan mewarnai Muhammadiyah Bandung. Ribuan pelajar Muhammadiyah dari jenjang SD/MI, SMP/Mts, SMA/SMK?MA Muhammadiyah dan sekolah islam jenjang Asia Tenggara akan mengikuti acara akbar Olimpiade Al Qur’an (OLYQ) 2017. Kegiatan bertajuk “Masagi Kahiji Untuk Kemajuan Negeri” ini rencananya akan diselenggarakan pada bulan April 2017 mendatang digawangi oleh Jaringan Penggerak Sekolah dan Madrasah Muhammadiyah (JPSM) sebagai wadah perkumpulan para penggerak Sekolah/ Madrasah Muhammadiyah.
The International Olimpiade Qur’an. Science and Art merupakan program bersama antara sekolah-sekolah Muhammadiyah dan sekolah-sekolah tingkat dasar dan menengah di Asia Tenggara dalam rangka mengapresiasi bakat dan minat para peserta didik dalam bidang keagamaan dan ilmu pengetahuan umum dalam bentuk kompetisi dan silaturahim.
Setelah OLYQ dua tahun lalu yang diselenggarakan di UHAMKA Jakarta, pada OLYQ 3 ini rencananya akan digelar di UPI Bandung. Kegiatan ini digadang-gadang akan lebih meriah dari tahun-tahun sebelumnya. Hal ini senada dengan tujuan Muhammadiyah yang berkemajuan dan selalu berubah untuk kebaikan.
Dalam event ini, akan dikompetisikan berbagai cabang Olimpiade Qur’an, Science, Art and Technology. Pada cabang olimpiade Qur’an, jenis lomba yang dipertandingkan adalah membaca Al Qur’an dengan seni Mujawwad dan Tartil, hafalan juz dari Al Qur’an, mengumandangkan adzan, kaligrafi dan lagu-lagu islami, serta pidato dengan menggunakan bahasa Arab dan Inggris. Sedangkan dalam bidang Science, cabang lomba yang dipertandingkan adalah robotic dan roket air. Dalam bidang olahraga ada lomba panahan. Dan terakhir, untuk bidang pendidikan terdapat lomba kepala sekolah cemerlang, propektus sekolah, web sekolah, majalah sekolah, serta inovasi teknologi untuk permainan dan pembelajaran.
Adapun peserta lomba yakni seluruh peserta didik, guru, dan kepala sekolah muslim dari persyarikatan Muhammadiyah serta sekolah-sekolah dari negara-negara yang berada di Asia Tenggara dari mulai tingkat dasar sampai menengah atas.
Presiden JPSM Indonesia, Timbul Atmajaja mengatakan bahwa Muhammadiyah sebagai sebuah persyarikatan telah mencatatkan dirinya sebagai pelaku dan penggerak pendidikan di Indonesia. “Seratus tahun lebih Muhammadiyah berkiprah dalam gerak langkah kemajuan Indonesia. Langkah-langkah Muhammadiyah dalam bergerak jelas terarah dan terukur dan istiqomah. Banyak kegiatan Muhammadiyah dalam berkiprah di masyarakat dan negara dengan mendirikan berbagai Amal Usaha Muhammadiyah (AUM),” terangnya.
Pendidikan, lanjut Timbul, menjadi salah satu ciri khas yang sangat identik dengan Muhammadiyah. Pendidikan menjadi sebuah objek penting untuk terus ditingkatkan. Muhammadiyah meyakini dengan pendidikan, kemajuan sebuah bangsa bisa diraih. Kecerdasan paea warga negara yang diindikasikan dengan banyaknya kaum terdidik menjadi syarat kemajuan bangsa Indonesia.
“Langkah-langkah untuk memajukan pendidikan mutlak dirancang dan dieksekusi dengan sebuah kecerdasan berinovasi yang tinggi. Inovasi kegiatan yang mengantarkan pada kemajuan berpikir para peserta didik di lingkungan sekolah Muhammadiyah harus senantiasa dilahirkan. Untuk itu, dengan kegiatan ini diharapkan kompetensi minimal seorang muslim dapat dikuasai dengan baik. Bagi peserta didik muslim di negara-negara Asia Tenggara diimbangi juga penguasaan teknologi di era globalisasi ini,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Iwan Kurniawan menjelaskan bahwa sebuah kompetisi mampu meningkatkan prestasi peserta didik lebih tinggi lagi. Atmosfir persaingan yang positif dalam sebuah kompetisi akan melahirkan sebuah kebaikan sehingga pada akhirnya akan muncul juara-juara yang terlahir dari kompetisi tersebut. Atas dasar keinginan yang luhur inilah JPSM memandang perlunya diadakan kegiatan yang bercirikan kegiatan perlombaan dengan menitikberatkan pada tiga aspek kemampuan peserta didik meliputi kognitif, afektif, dan psikomotor. Selain itu, manajemen sekolah dan juga kemampuan guru bekreasi menyajikan media pengajaran juga dipertandingkan.
“Penanaman mental juara dalam diri peserta didik mutlak dibutuhkan untuk kemajuan pendidikan Muhammadiyah yang pada akhirnya kemajuan bangsa Indonesia. Dengan mental ini diharapkan akan lahir banyak pemimpin bangsa yang bermental juara, dan bermental pemenang,” ujarnya.
Hingga saat ini, tercatat sudah ada 71 sekolah Muhammadiyah yang mendaftar pada laman resmi OLYQ http://olyq2017.jpsm-indonesia.web.id. Diperkirakan 3500 peserta siap memeriahkan OOLYQ 3 dengan 16 menyemarakkan 16 lomba yang dipertandingkan. (Hendra Apriyadi / Yedi)