GUNUNG KIDUL, Suara Muhammadiyah- Ketua PP Muhammadiyah yang membidangi Pendidikan, Muhadjir Effendi mengunjungi Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah (MIM) Wonosobo, Tanjungsari, Gunung Kidul. Disambut dengan barisan siswa dan riuhnya tabuhan alat marching band, Muhadjir berpesan bahwa di samping harus memaksimalkan fungsi gedung sekolah yang baru, kesejahteraan guru juga perlu diperhatikan.
“Kalau guru digaji 3 bulan sekali itu jelas belum layak rasanya,” tutur Muhadjir yang kini juga menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Ahad (9/4) di MIM Wonosobo.
Permasalahan kesejahteraan guru Madrasah sebagian besar masih menjadi kendala di sejumlah daerah, meskipun anggaran kementerian agama dianggapnya lebih besar daripada yang dialokasikan kepada Kemendikbud. Yaitu sekitar 50 Triliun, sedangkan Kemendikbud sendiri hanya 39 Triliun yang 10 Triliunnya dialokasikan untuk Kartu Indonesia Pintar (KIP).
“Namun meskipun 50 Triliun, banyak sekali yang harus diurusi oleh Kemenag, termasuk melihat betapa banyaknya jumlah Madrasah yang dinaunginya,” lanjut Muhadjir yang dijadwalkan mengunjungi MIM Wonosobo pada Ahad (26/4) lalu namun harus tertunda karena kesibukannya.
Baca Juga: MIM Wonosobo Diresmikan, Sekolah Laboratorium UAD ini Kini Mampu Berdiri Kokoh
Sedangkan Dana Alokasi Umum (DAU) untuk pendidikan di setiap kabupaten kota sendiri menurut Muhadjir sangat jarang yang menyentuh angka 20 persen. Kurang lebih baru 5 kabupaten kota yang mengalokasikan DAU pendidikan di atas 20 persen. Selain yang berasal dari Universitas Ahmad Dahlan (UAD), ia pun mengharapkan kesejahteraan guru dapat ditingkatkan dari alokasi BOSDA.
“Saya mengharap ada anggaran BOSDA yang dialokasikan untuk sekolah ini, jangan hanya yang berasal dari UAD saja. Kalau bisa nanti untuk gaji guru diambilkan dari BOSDA. Termasuk dana alokasi 20 persen dari APBD untuk pendidikan. Tidak apa-apa yang lainnya prihatin dulu asalkan anak-anaknya pendidikannya maju,” tegasnya.
Muhadjir pun memuji skema-skema ta’awun yang digiatkan oleh PTM dengan turut serta membangun serta membina sekolah-sekolah Muhammadiyah yang masih terkendala dalam hal dana. Salah satunya MIM Wonosobo yang kini menjadi sekolah laboratorium binaan UAD. Dalam kesempatan yang juga turut dihadiri Daswati dari P4TK Matematika DIY, Muhadjir pun berpesan agar guru-guru MIM Wonosobo dapat ditingkatkan kemampuannya dalam membina murid di bidang Matematika.
“Insya Allah kalau kita membantu, apa yang kita dapatkan akan dilipatgandakan. UAD pun bisa pesat seperti kini karena juga sering membantu yang lain,” tukasnya.
Baca Juga: Resmikan MIM Wonosobo, Haedar Nashir: Jadikan Pendidikan Benteng Terdepan Hadapi Perubahan Sosial
Sedangkan Wakil Rektor II UAD, Muchlas, pun menegaskan bahwa pihaknya, seperti yang telah diutarakan pada persemian MIM Wonosobo akhir Maret lalu, akan menaikkan kesejahteraan guru kurang lebih 5 kali lipat dari gaji sebelumnya.
“Insya Allah, untuk tahap awal akan kami upayakan agar kesejahteran guru bisa naik hingga 5 kali lipat dari sebelumnya,” tandas Muchlas.
Kunjungan tersebut juga dihadiri oleh Wakil Bupati Gunung Kidul Immawan Wahyudi, jajaran Wakil Rektor UAD dan tamu undangan lainnya (Th).