PURWOREJO, Suara Muhammadiyah-Pembelajaran yang bermakna adalah ketika tidak menjauhkan siswa dari realitas yang ada. Bahkan karena siswa akan hidup dengan keadaan yang terus berkembang maka harus ditampilkan kepada tantangan-tantangan yang akan dihadapinya pada saatnya ketika telah benar-benar harus terjun ke dalam kehidupan bermasyarakat.
Mengawali pembelajaran akhir pekan lalu Sabtu (14/4) siswa SD Muhammadiyah Kutoarjo seperti biasanya mengaji, hafalan juz 30, dan dilanjut sholat dhuha. Sebagai salah satu bentuk mengenalkan siswa pada perkembangan teknologi dan kemasyarakatan, guru pembimbing mengajak siswa-siswi mengenal dan mengikuti proses industri sepatu yang ada di lingkungan. Agenda kunjungan industri kali ini diikuti oleh siswa kelas 4 dengan total keseluruhan siswa yang ikuti sebanyak 115 siswa yang mana melaksanakan pembelajaran di luar kelas untuk mapel IPS materi Proses Produksi.
“Pembelajaran di luar kelas adalah hal yang selalu ditunggu-tunggu dan disenangi siswa. Sontak saja mereka sangat senang mendengar bahwa mereka akan mengunjungi sebuah rumah industri yakni pembuatan sandal. Kami tak perlu menempuh perjalanan jauh home industri tersebut terletak di dekat sekolah kami dan tak lain adalah wali murid SD Muh Kutoarjo yakni Pak Bambang. Siswa diharapkan dapat melihat, meniru dan menghasilkan. Sehingga mengetahui seluruh proses yang harus dilalui untuk menghasilkan suatu produk. Sehingga harapannya dapat menjadi pengalaman hidupnya” ungkap Nela Febriastuti Suseno, guru pembimbing.
Jarak yang perlu ditempuh 50 m dari sekolah kami sudah sampai di tempat yang dituju. Disambut pak Bambang dan bbrapa karyawannya.
Setelah itu siswa dikondisikan untuk mendengarkan bagaimana proses pembuatan sandal dari awal membuat pola sampai finishing. Tidak hanya mendengarkan tapi siswa juga melihat tahap-tahapnya dan ikut membantu prosesnya. Tampak kebahagian terpancar di wajah mereka ketika tahu bahwa apa yg mereka buat akan dibawa pulang. Semua siswa bersabar mengantri untuk tiap prosesnya dan secara bergantian dengan teman yang lain. Proses membuat pola, menjahit, memasang,dan mengelem sampai membungkusnya mereka ikuti dengan sabar.
“Pembelajaran dengan siswa melihat dan merasakan sendiri hal yang dipelajari akan lebih mengena dan diingat dlam memori pikiran mereka. Selain itu ini juga sebagai salah satu bentuk kontribusi sekolah membantu mempromosikan lembaga dan rumah industri karena produk yang dihasilkan dominan dipasarkan ke luar Kabupaten Purworejo” tutupnya (Akhmad Musdani).