KLATEN, Suara Muhammadiyah- Muhammadiyah tetap konsisten terhadap gerakan Islam berkemajuan dengan tetap terus meningkatkan amar ma’ruf nahi mungkar sejalan dengan Al Qur’an dan As Sunnah Nabi Muhammad SAW. Oleh karena itu memerangi ajaran yang tidak sesuai dengan Islam seperti ajaran Syiah yang benar-benar menyimpang dari Islam yang sebenarnya merupaka sesuatu yang harus dilakukan. Demikian disampaikan Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Klaten, Abdul Rodli saat memberikan sambutan dalam pengajian rutin tiga bulanan, pada Jumat (28/4) di SMK Muhammadiyah 1 Klaten Utara.
“Termasuk paham komunis yang mengakui tidak adamya Tuhan Allah SWT. Dua kelompok besar ini merupakan musuh Islam yang sebenarnya, maka perlu kita mewaspadai dan perlu kita mengetahui ciri-ciri kedua kelompok besar yang saat ini sedang tumbuh di Indonesia,” tuturnya.
Kegiatan yang diselenggarakan oleh Majelis Dikdasmen PDM Klaten ini diikuti oleh sekitar 500 warga Muhammadiyah Kabupaten Klaten dengan diisi ceramah oleh Pengurus Dewan Syariah Kota Surakarta (DSKS), Ustadz Mas’ud.
Lebih lanjut Rodhi menyampaikan bahwa warga Muhammadiyah diharapkan mampu menjadi suri tauladan yang baik dengan menjalankan syariat Islam dengan murni tanpa adanya campur tangan aqidah lainnya. Hal ini sesuai dengan gerakan amar ma’ruf nahi mungkar yang telah menjadi ruh Muhammadiyah.
“Saya berharap warga Muhammadiyah menjadi suri tauladan yang baik agar mau meninggalkan tradisi atau kebiasaan yang dianggap sebagian orang baik, namun menurut Islam tidak benar,” ujarnya.
Sementara itu, Pengurus DSKS, Ustadz Mas’ud menjelaskan bahwa musuh Islam yang sebenarnya di antaranya yaitu Syiah, PKI, dan para munafiun. Menurutnya, hal ini dikarenakan ketiga kelompok tersebut akan menghancurkan umat Islam dan syariat Islam yang sesungguhnya. “Di antara syiah, PKI, dan munafiqun terdapat ciri-ciri yang dapat kita kenali,” imbuhnya.
Buku pedoman yang dimiliki Syiah, kata Mas’ud, bukan Al Qur’an melainkan Rafidhah. Selain itu juga terdapat 5 buku hadits yang dianggap suci melebihi Al Qur’an. Disampaikan Mas’ud bahwa ciri-ciri syiah di antaranya yaitu dianggapnya Fatimah putri Nabi Muhammad SAW sebagai Tuhan berbentuk manusia. Padahal, Islam menyatakan bahwa Allah tidak memiliki sekutu.
“Allah tidak mengatakan sesuatu kecuali sudah terjadi. Artinya, syiah menganggap bahwa Allah tidak Maha mengetahui. Padahal ajaran Islam mengatakan bahwa Allah Maha Mengetahui dari sebelum dan sesudahnya. Tidak ada yang melebihi ilmu Allah dalam segala sesuatu,” terangnya.
Sedangkan ciri-ciri PKI, lanjut Mas’ud, adalah tidak mengakui adanya Tuhan Yang Maha Esa. Menurutnya, kehidupan ini berjalan dengan sendirinya dan kelompok tersebut benci terhadap Islam. Sementara untuk orang munafiqun memiliki ciri-ciri seperti memberikan loyalitas kepada orang kafir, rela dipimpin oleh orang kafir bahkan membela pemimpin kafir sampai titik darah penghabisan, serta rela jika mati untuk tidak dishalatkan.
“Kedua, ciri munafiqun tidak akan rela diatur dengan syariat sesuai dengan Al Qur’an dan As Sunnah. Mereka bertuhankan kepada Thaghut. Yang ketiga yakni membantu orang kafir memerangi Islam/mukmin dengan berbagai cara,” jelasnya.
Mas’ud menambahkan, hingga kini syiah telah meluaskan jajahannya di negara-negara Islam sunni. Namun setelah pemimpin Iran Khomaeny menjadi Presiden dia meluaskan ajaran syiahnya ke negara-negara Islam Sunni dengan cara membunuhnya. Terdapat 6 negara yang kini telah dikuasai oleh syiah. Di antaranya yaitu Iraq, Libanon, Syuriah, Kuwait, Bahrain dan Iran sendiri.
“Pemimpin Syiah akan menjadikan Indonesia sama dengan negara Islam Timur Tengah, apabila kita tidak waspada. Konsep Al Imamah akan diterapkan di Indonesia, yakni Indonesia harus patuh dan tunduk pada pemimpin Imam Khominai sebagai penerus Khomaini. Oleh karena itu setelah kita mengetahui, maka wajiblah kita berhati-hati,” tandasnya (Paimin JS).