BANYUMAS, Suara Muhammadiyah- Dalam rangka memperingati Hari Kartini, PD IPM banyumas gelar Pendidikan Khusus Ipmawati 1 (DIKSUSTI 1). Rangkaian kegiatan DIKSUSTI 1 dilaksanakan di SMP Muhammadiyah Rawalo dari hari Sabtu-Senin, 29 april- 1 mei 2017. DIKSUSTI 1 merupakan kegiatan berjenjang yang diadakan oleh Pimpinan Daerah guna meningkatkan intelektual dan keterampilan Ipmawati.
“Dalam persektif Al-Qur’an, perempuan memiliki posisi mulia dimata Islam dan banyak kaidah atau fiqih yang memberikan keistimewaan kepada perempuan seperti halnya di Surah An-Nisa. Sehingga keistimewaan yang masih sering terkubur ini yang akan digali dalam kegiatan DIKSUSTI 1. Dan momentum hari kartini menjadi spirit kegiatan DIKSUSTI I IPM Banyumas agar semakin progresif,” ujar ketua panitia, Ipmawati Rahma dalam sambutannya.
Kegiatan ini dihadiri oleh 46 peserta yang berasal dari pimpinan cabang dan ranting IPM se-Banyumas. Indar sebagai Ketua Bidang Ipmawati PD IPM Banyumas berharap bahwa dengan banyaknya keterwakilan yang hadir, diharapkan mampu menularkan di ranting atau cabangnya masing-masing.
“Karena zaman modern ini perempuan banyak menjadi objek pembicaraan yang cukup menarik, mulai dari kesetaraan dalam bidang pendidikan, politik, kepemimpinan, dll hingga diskriminasi yang acap kali dialaminya. IPM Banyumas berupaya menghadapi hal tersebut dengan mengadakan DIKSUSWATI I, sehingga menjadikan Ipmawati-Ipmawati yang progresif dalam menghadapi tantangan zaman,” lanjut Indar. Maka tema yang diangkat dalam kegiatan ini adalah Meneguhkan Peran Ipmawati dalam Membangun Pelajar Putri yang Progresif.
Pemahaman tentang perempuan sering kali mengantarkan kepada hal-hal yang membuat pesimis atau kurang percaya diri pada kemampuan yang dimilikinya bahkan dalam beberapa keadaan diskriminatif. Padahal perempuan dan laki-laki pada hakikatnya sama dalam ranah ketaqwaan kepada Allah SWT, yang membedakan adalah peran yang dimilikinya. Maka menjalankan segala kewajiban yang semakin mendekatkan diri kepada Alah SwT adalah kewajiab semua umat, baik laki-laki maupun perempuan. Pada akhirnya perempuan tidak hanya berakhir pada kerja-kerja di dapur, di sumur, dan di kasur.
Pada kegiatan ini terdapat beberapa materi yang disampaikan kepada peserta, tidak sekedar menggunakan metode ceramah, akan tetapi dinamika pelatihan ini juga melatih para peserta untuk berani berdiskusi, presentasi, bahkan pada materi tertentu peserta dilatih untuk meningkatkan keterampilan. Yakni dengan membuat tas menggunakan benang kurt.
Kegiatan ini yang berlangsung dalam rangka mencetak Ipmawati yang progresif, maju, berkembang, dan berani dalam menghadapi tantangan zaman yang kian hari kian menantang sesuai dengan perannya (Wisnu Rachman, Sekbid PIP PD IPM Banyumas).