SUKOHARJO, Suara Muhammadiyah- Dalam rangka semarak Milad Ke-5, MI Muhammadiyah 1 Program Khusus Sukoharjo, Jawa Tengah menggelar serangkaian kegiatan dalam Muhi Fair 5 pada Selasa-Kamis (2-4/5) yang meliputi kegiatan pelepasan gerak jalan sehat bersama Asisten 2 Bupati Sukoharjo, Widodo dengan diiringi reog ponorogo, serta dilanjutkan pemecahan Rekor MURESIKO di Simpang Lima Sukoharjo. Dalam kegiatan bertajuk “Semangat Kebersamaan dalam Harmoni Perubahan” ini juga digelar Pengajian Akbar, serta agenda berbagai perlombaan oleh siswa.
Pengajian Akbar yang merupakan perwujudan dalam memperingati Hari Pendidikan Nasional ini menghadirkan Guru Besar ITS dan Pemerhati Pendidikan dan Kebudayaan Muhammadiyah, Imam Robandi. Kegiatan yang digelar di Halaman MI Muhammadiyah 1 Program Khusus Sukoharjo ini diikuti oleh para Pimpinan PDM dan PCM Sukoharjo, guru dan karyawan, wali murid, serta siswa-siswi MI Muhammadiyah 1 Program Khusus Sukoharjo.
Dalam kesempatan tersebut, Imam Robandi mengungkapkan bahwa pihaknya merasa senang karena pengajian tersebut tidak hanya dihadiri oleh orang tua, namun juga diikuti oleh peserta didik.
“Acara pengajian memang sepantasnya mengajak anak-anak karena hal tersebut bisa menjadi investasi untuk anak-anak tersebut di masa yang akan datang. Jadi agar bisa masuk surga bersama,” tuturnya.
Tak hanya itu, Imam juga berbagi cerita mengenai kebudayaan Jepang. Menurutnya, penanaman moral harus ditingkatkan. Ia juga mencontohkan tingginya budaya tertib di Jepang. “Di Jepang, pada saat lampu merah di jalan mereka berhenti. Sedangkan di Indonesia banyak yang tidak mentaati peraturan atau tidak berhenti,” ujarnya.
Contoh lain, lanjutnya, yakni meliputi kerapihan dan kebersihan. Menurutnya, hal ini perlu ditingkatkan mengingat adanya hadits yang menjelaskan bahwa kebersihan sebagian dari iman. Terakhir, ia menyampaikan mengenai cara mendidik anak. Menurutnya, dalam mendidik anak ada beberapa hal yang penting untuk diperhatikan seperti harus bisa membaca Al Qur’an dengan baik, harus mampu berenang, harus mampu bela diri, serta harus mampu berbahasa dengan baik.
“Di Jepang tidak ada aturan membuang sampah di tempatnya pun mereka sudah membuang sampah di tempatnya. Kita harus selalu berusaha dan pantang menyerah. Di Jepang mereka bekerja keras namun tidak ada 1% pun aset untuk negaranya,” tandasnya (Hendra Apriyadi).