YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah- Universitas Ahmad Dahlan (UAD) berhasil menggondol peringkat pertama dalam Rangking Jurnal Bereputasi Internasional 2017 yang dikelola Perguruan Tinggi di Indonesia. Melalui jurnal internasional Telecommunication Electronics and Control (TELKOMNIKA), UAD mampu menyisihkan beberapa perguruan tinggi lain seperti ITB, UGM, Undip, UNS, UI, IPB, Unbraw, UIN Yogyakarta, UIN Jakarta, dan UIN Surabaya yang berada dalam peringkat setelahnya.
“Salah satu gengsi dari sebuah lembaga Perguruan Tinggi yakni terkait reputasi dalam hasil-hasil penelitian. Oleh karena itu, UAD terus mendorong budaya penelitian agar mampu menjadi kampus yang unggul di bidang penelitian dan publikasi,” tutur Kepala Lembaga Penerbitan dan Publikasi Ilmiah UAD, Tole Sutikno dalam Forum Silaturahim Wartawan UAD, Selasa (6/6).
Di tahun sebelumnya, kata Tole, yakni di tahun 2016 pada CiteScore 2015, TELKOMNIKA UAD mendapatkan rangking 3 di bawah BCREC yang merupakan Jurnal Internasional milik Undip dan IJEEI milik ITB. Kendati demikian, pihaknya terus mengupayakan peningkatan dan kualitas sehingga di tahun 2017 ini TELKOMNIKA UAD berhasil menduduki rangking 1 yang diikuti IJEEI (ITB) dan JICTRA (ITB) dengan masing-masing di peringkat 2 dan 3.
“Jika dilihat dari kacamata Internasional, maka UAD menduduki rangking 30. Dalam hal penerbitan jurnalnya, UAD mendapatkan rangking 2 dan 3. Nah di tahun ini alhamdulillah UAD berhasil mendapatkan rangking 1 dari seluruh Perguruan Tinggi yang ada di Indonesia,” imbuhnya.
Lebih lanjut Tole menyampaikan bahwa terdapatnya 3 syarat yang harus dipenuhi dalam pengakuan jurnal Internasional. Di antaranya yaitu relevansi, berkualitas, serta diversitas. Ia menekankan, pada point diversitas pihaknya mengklaim bahwa dimilikinya banyak penulis pada jurnal Internasioal tersebut yang meliputi beberapa negara di Asia seperti Korea, Jepang, China. Tak hanya itu, juga terdapatnya beberapa penulis yang berada di wilayah Australia, Itali, Mexico, Denmark, serta Amerika dan Nigeria.
“Oleh karenanya, ketiga aspek tersebut harus tetap terjaga sehingga pemaknaannya adalah sebuah jurnal dikatakan bereputasi internasional manakal memiliki audiens yang sifatnya internasional, tidak lagi nasional,” pungkasnya.
Tole menambahkan, publikasi internasional yang dikelola pihaknya tidak hanya mengunggulkan dalam sisi jumlah . namun, UAD mengedepankan ide. “Kami tidak hanya bermain dari sisi jumlah. Oleh Pak Rektor dan Pimpinan, kami dituntut untuk mengedepankan ide,” ujarnya (Yusri).