YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah-Rabu 6 Juli 2017 bertempat di Aula Masjid Islamic Center UAD, Tamanan, Bantul, tengah dilaksanakan acara Stadium General Darul Arqam Madya (DAM) dengan mengangkat tema “Rekontruksi Pendidikan Dalam Bingkai Altruisme Muhammadiyah” yang berlangsung pada pukul 19.30 WIB hingga selesai.
Acara yang disponsori oleh Universitas Ahmad Dahlan, PKU Bantul, PDM Yogyakarta serta Fokal IMM Djazman Al-Kindi ini menghadirkan narasumber Dr H Tafsir, M.Ag yang saat ini menjabat sebagai Ketua PWM Jawa Tengah dan Ahmad Najib Wiyadi, M.Ag yang merupakan pendiri “Rumah Singgah Ahmad Dahlan”. Sebagai pembukaan dilantunkan pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh Immawan Ardiansyah dan dilanjutkan dengan kata sambutan oleh Ketua PC IMM Djazman Al-Kindi yaitu Immawan Nuzulul Romadhon yang menyampaikan ulasan tentang perlunya mengambil tema Altruisme ini bagi segenap aktivis Muhammadiyah dan juga ucapan saling memaafkan kepada segenap peserta sehubungan dengan beru saja meninggalkan bulan Ramadhan serta sedang berada di bulan Syawal 1438 H. Berikutnya tampil memberikan kata sambutan Ketua PDM Yogyakarta yakni Abdul Latif Baidhawi.
Sebagai acara inti tampil memberikan materi Dr H Tafsir MA yang menyatakan bahwa tema yang diusung dalam acara ini memang sangat menarik dan sejalan dengan aspek kekinian dimana semangat Altruisme para kader Muhammadiyah sepertinya sedang tergerus dan terlibas oleh arus modernisasi. Beliau menyampaikan semangat dan rasa empati yang muncul dari aktivis Muhammadiyah terhadap kondisi umat yang ada disekitar sudah tidak ada. Mereka asyik seminar, mengerjakan tugas perkuliahan dan mengejar target segera lulus sehingga tidak begitu empati kepada lingkungan sekitar. Berbeda jauh dengan praktek kehidupan KH Ahmad Dahlan yang dilandasi QS Al-Ma’un berusaha membangun umat Islam disekitarnya, Memberikan santunan dan bimbingan keagamaan bagi kaum duafak dan gelandangan, bahkan tidak segan keluar masuk gereja hanya untuk menimba ilmu mengatur umat seperti yang dilakukan oleh umat Katolik sehingga orang Islam tidak ketinggalan karena hanya mengkaji fikih thoharoh saja.
Apa yang disampaikan Drs H Tafsir MAg itu merupakan satu pancingan bagi kader Muhammadiyah untuk mengkaji secara mendalam dan membuat program pembentengan diri bagi kader perserikatan agar tidak terjebak kepada sikap hidup Altruisme ini.
Selanjutnya untuk kajian berikutnya tampil Ahmad Najib Wiyadi, MA yang pada penyampaian materinya banyak menyorot tentang seberapa besar ketergugahan para aktivis dakwah Muhammadiyah saat ini yang kurangnya keperdulian perhatian mereka kepada lingkungan. Beliau mencontohkan bagaimana WS Rendra pada masa kuliahnya rela meninggalkan bangku perkuliahannya pada semester 5 sebagai bentuk protes terhadap sikap mahasiswa baik yang masih belajar maupun yang sudah alumni yang tidak bisa banyak memberikan kontribusi terhadap kesengsaraan dan kemiskinan yang diderita oleh rakyat yang hidup disekitar mereka.
Untuk itulah dengan tekad bulat dia berani meninggalkan bangku perkuliahannya yang tinggal selangkah lagi selesai guna mencari jati dirinya sehingga dirinya benar-benar dapat menjadi manusia yang berguna bagi sesamanya. Sebagai penutup Najib menghimbau agar segenap aktivis yang hadir dapat mentasbihkan diri sebagai insan yang bermanfaat baik secara individu maupun menciptakan kesalehan sosial. (Yunus Hanis Syam)