LAMONGAN, Suara Muhammadiyah- Menjadi orang tau harus memiliki ketahanan dan ketabahan hati lebih, terlebih ketika anak -nak mereka sudah mulai masuk Tahun Ajaran (TA) baru. Terlebih lagi bagi orang tua yang anaknya masuk di Pesantren, seperti yang terjadi saat acara Khutbah Ta’aruf wali santri baru dengan keluarga besar Ponpoes Al Mizan Muhammadiyah Lamongan, di Masjid Pondok pada (16/7).
Masuk tahun ajaran baru menjadi suatu yang mendebarkan bukan hanya bagi murid tapi juga bagi wali murid. Khususnya wali murid yang memasukkan anaknya ke Pesantren, mereka berharap perubahan lebih baik bagi anak nya. Tapi mereka juga harus rela melepaskan anaknya dalam beberapa waktu kedepan, untuk diurus oleh orang lain atau dipasrahkan ke Pesantren.
Anggun Imanto pengurus dan pengasuh Ponpes Al Mizan dalam pidatonya menyampaikan, “Bagi para wali santri yang merelakan anaknya untuk Pesantren, ikhlaskan bekali mereka dengan doa dan kebutuhan lainnya, karena merelakan anak di Pesantren merupakan salah satu bentuk ikhtiar kita kepada Allah,” tuturnya.
Anggun berpesan di hadapan 250 wali santri, untuk wali santri dan para guru menjadi roll model atau suri tauladan. Orang tua menjadi suri taladan ketika di rumah dan guru menjadi suri tauladan ketika di pondok, jika dua hal ini saling bersinergi bukan menjadi hal yang tidak mungkin untuk menciptakan generasi yang unggul dan berhasil dalam segala aspek.
Kemudian ditutup oleh Anggun dengan pesan supaya memasrahkan semua urusan kepada Allah. “Dari semua itu juga masih dibutuhkan kunci lain dalam menciptakan generasi yang unggul, yakni dengan berserah diri atau tawaqal kepada Allah,” tutupnya. (A’an ar/mg)