Peringati Milad, IPM Sukoharjo Adakan Dialog Kebangsaan dan Musyda

Peringati Milad, IPM Sukoharjo Adakan Dialog Kebangsaan dan Musyda

SUKOHARJO, Suara Muhammadiyah- Pimpinan Daerah Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PD IPM) Sukoharjo menggelar pelaksanaan Milad IPM ke-56 di Universitas Muhammadiyah Surakarta pada Kamis-Minggu (27-30/7). Rangkaian acara Milad tersebut dimeriahkan dengan Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan MPR RI dan Musyawarah Daerah ke-11 Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Sukoharjo.

Ketua IPM Sukoharjo, Didik menyampaikan bahwa kegiatan sosialisasi 4 pilar kebangsaan yang dilaksanakan di Gedung Siti Walidah UMS pada kamis (27/7)  ini diselenggarakan untuk mengingatkan kembali terhadap dasar dan landasan negara Indonesia.

“Sosialisasi ini diadakan untuk mengingatkan kembali kepada pemuda-pemudi Indonesia terhadap Pancasila, UUD 45, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika. Dalam kesempatan ini kami mengundang anggota DPR RI Komisi XI, Muhammad Hatta,” jelasnya.

Dalam pemaparannya, Muhammad hatta menyampaikan pentingnya pemahaman mengenai arti penting 4 pilar ini. “Perlu sekali mengingatkan kepada kader bangsa arti penting menjaga bangsa ini dengan baik. Sebagai pelajar maupun mahasiswa harus memahami serta mengimplementasikan 4 pilar ini untuk menjaga keutuhan bangsa kita ini,” terangnya.

Selain Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan, dalam kegiatan Milad kali ini juga dilaksanakan Musyawarah Daerah IPM Sukoharjo yang ke 11 dengan dihadiri oleh 130 peserta dari 26 ranting dan cabang IPM se-Sukoharjo.

Ketua MPK PP Muhammadiyah, Ari Anshori dalam tausiyahnya menyampaikan bahwa para generasi muda dapat mulai belajar untuk menjadi pemimpin bangsa dengan baik melalui IPM.

“Menjadi kader bangsa dan kader persyarikatan itu tidak mudah. Namun melalui IPM inilah para generasi muda mulai belajar bagaimana memimpin bangsa ini dengan baik dan sesuai tuntunan Islam,” tuturnya.

Ketua IPM Jawa Tengah, Basyir menambahkan bahwa pelajar Muhammadiyah hendaknya mampu terus berkarya untuk bangsa. Menurutnya, salah satu cara yang dapat dilakukan adalah melalui gerakan membaca dan mengimplementasikannya.

“Pelajar Muhammadiyah tidak luput dengan buku, tidak luput dari gerakan membaca dan implementasinya. Maka pelajar Muhammadiyah harus berkarya untuk bangsa, dengan membaca lalu menulis dan muncul sebuah buku hasil karya kader bangsa,” pungkasnya.

Exit mobile version