YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah- Bertempat di Gedung PP Muhammadiyah, Jl KH Ahmad Dahlan, Nomor 103, Ngampilan, Yogyakarta. Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PP IPM), menyelengarakan diskusi mengenai kekerasan terhadap perempuan. Pada Kamis (3/8), acara yang terbuka untuk umum itu diikuti oleh pelajar dan para pimpinan.
Kekerasan terhadap perempuan Indonesia dari waktu ke waktu mengalami peningkatan. Pada tahun 2016 menurut catatan Komnas Perempuan kekerasan yang terjadi mencapai jumlah 259.150. Dari sekian jumlah catatan kekerasan, Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) memiliki jumlah dengan prosentase 75% atau 10.205 kasus. Kemudian disusul dengan kekerasan seksual, dan relasi sosial lainnya.
Mengetahui fakta demikian, PP IPM melalui bidang IPMawati menyelengarakan Diskusi yang bertema “Sekolah Nir Kekerasan dan Peran Pelajar Perempuan di Indonesia”. Manghadirkan pemateri dari Aktivis Perempuan dan Hak Asasi Manusia (HAM), Valentina Sri Wijayati.
Dalam penyampaiannya, Valentina berujar, “Berperanlah, sebagaimana fungsi kalian. Meskipun kecil hendaklah kalian tetap mengalakan anti pendidikan kekerasan.”
Semakin meningkatnya kekerasan saat ini menjadi momok berbahaya bagi kebudayaan dan masa depan pelajar, IPM sudah menjadi perannya dalam mengurangi dan menghilangkan praktik kekerasan yang terjadi dikalangan pelajar.
Valentina berpesan, “Percaya dirilah kalian, bahwa kalian memiliki peran dan mampu untuk memainkan peran tersebut.”
Seusai acara ini, diharapkan IPM diharapkan memainkan perannya lebih kuat lagi dalam membendung kekerasan yang terjadi di sekolahan dengan sasaran pelajar. (A’an/mg)