PROBOLINGGO, Suara Muhammadiyah- Kajian Ahad Pagi yang diadakan oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Probolinggo, pada 6 Agustus bertempat di Graha Ahmad Dahlan berlangsung hangat. Hadir sebagai pemateri Prof Dr Syamsul Arifin wakil rektor 1 Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
Penyampaian yang khas dari Prof Syamsul membuat peserta betah berlama-lama menyimak Tausyiah, acara yang biasanya selesai sebelum jam 7 pagi kali ini dilebihkan. Meskipun demikian antusias masih tampak jelas di wajah peserta, dengan logat Madura yang kental Syamsul menyampaikan resep langgengnya Muhammadiyah bisa berperan aktif selama 100 tahun lebih bagi Bangsa Indonesia.
“Sudah menjadi watak Muhammadiyah dalam bekerja untuk etos pembaharuan, akan tetapi pembaharuan ini tidak serta-merta. Karena ada persoalan Agama yang sudah pasti, ini tidak bisa diperbaharui. Tapi persoalan keduniaan, kita mencoba untuk perbaharui contohnya dengan semakin banyak dan berkembangnya Amala Usaha yang dimiliki Muhammadiyah,” ujar Syamsul dengan gaya Madurannya.
“Sedangkan dalam politik, Muhammadiyah memiliki kontribusi dan peran penting untuk bangsa dan Negara. Meskipun bukan partai politik atau ormas yang memiliki afiliasi dengan parpol, Muhammadiyah masih bisa berbuat lebih untuk bangsa Indonesia,” sambungnya.
Melihat berbagai gejala yang melanda bangsa, Syamsul berpesan untuk para jama’ah khususnya warga Muhammadiyah untuk senantiasa mengembankan watak organiasai ini kedalam perilaku keseharian. “Bukan watak Muhammadiyah meminta-minta, tapi Muhammadiyah hadir untuk berbagi dan berkontribusi bagi kemaslahatan Umat Islam dan Bangsa Indonesia pada umumnya,” pungkas Syamsul Arifin. (A’an/mg)