YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah- Kajian Ahad Pagi rutin diselengarakan oleh Pimpinan Muhammadiyah di tingkat wilayah, daerah, hingga cabang dan ranting. Kegiatan serupa dilakukan oleh Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Pimpinan Pusat Muhammadiyah pada Ahad (6/8). Bertempat di Aula Gedung Muhammadiyah, Jl. KH. Ahmad Dahlan, no 103, Ngampilan, Yogyakarta, MPM mengadakan Pengajian Inklusi Ahad Pagi bagi kelompok dampingan difabel.
Pengajian rutin diadakan sebulan sekali, merupakan program MPM yang diadakan untuk kelompok dampingan difabel. Dalam kajian ini lebih cenderung diisi dengan penyampaian gagasan serta permasalahn yang terjadi pada mereka. seperti yang terjadi pada pertemuan kali ini, pokok bahasan mengenai pengembangan ekonomi kreatif yang mereka lakukan.
Pegembangan ekonomi kreatif untuk kelompok dampingan difabel bersinergi dengan program yang dikembangan pemerintah, karena urusan ini bukan hanya hanya sepihak dilakukan oleh MPM saja. “Program yang dijalankan oleh kelompok difabel, pemerintah juga harus turut andil didalamnya,” ungkap Arni Surwanti Ketua Koordinator Divisi Difabel, saat memberikan sambutan.
Senada dengan Arni, Ahmad Ma’ruf Wakil Ketua MPM PP menyampaikan kepada pelaku usaha ekonomi kreatif kelompok difabel untuk membuka jalan dan informasi untuk mengaet kerjasama dengan program yang dijalankan pemerintah.
Selain itu, dalam tausyiahnya Ma’ruf menyampaikan mengenai pentingnya membaca. Merujuk pada ayat pertama yang turun dalam al-Qur’an adalah iqra’ berarti bacalah, ayat tersebut memberikan pesan kepada manusia untuk jeli melihat peluang dengan membaca situasi yang terjadi. “Bukan hanya membaca kitab-kitab, tetapi juga membaca keadaan di sekeliling untuk bisa membuka dan melihat peluang bagi kita,” ungkapnya. (A’an/mg)