MADIUN, Suara Muhammadiyah- Dalam Ikhtiar Mewujudkan Sekolah yang unggul, baru-baru ini Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Madiun bekerjasama dengan Mahasiswa KKN PPN UAD mengadakan pelatihan Manajemen dan strategi branding Sekolah Muhammadiyah se kota Madiun, yang dilaksanakan di gedung Islamic Centre Madiun.
Pemateri dihadirkan dari Lembaga Pengembangan Mahasiswa (LPM) Universitas Ahmad Dahlan (UAD). peserta berjumlah 70 orang dari tujuh sekolah Muhammadiyah se kota Madiun. yang diundang mulai jenjang SD hingga SMA. Diantara yang hadir SMA Muhammadiyah 1, MI Muhammadiyah, SD Muhtadin Madiun, SD Aisyiyah, SMP Muhammadiyah Satu (MUTU), Muhammadiyah Boarding School (MBS) masing-masing Sekolah mengirimkan sepuluh guru termasuk kepala Sekolah.
Pelatihan Manajement dan Branding Sekolah sangat penting sekaligus dibutuhkan pada sekolah-sekolah Muhammadiyah Madiun khususnya, meskipun sekolah Muhammadiyah sudah memiliki nilai tambah dalam mengembangkan ekstrakulikuler seni yang diadakan di sekolah seperti Tapak Suci (TS), Tari, Band, Hadroh, dan Membatik. Muhammadiyah juga memadukan pelajaran umum dan Islam untuk tujuan pendidikan, pelayanan, dakwah dan perkaderan. Akan tetapi saat ini masih banyak sekolah Muhammadiyah yang potensial berkembang.
Untuk meminimalisir jumlah Sekolah Muhammadiyah yang potensial berkembang akrab dengan soaial media dapat meningkatkan brand sekolah. Karena ketika mencari informasi sekolah orang lain akan mudah untuk menemukan pencitraan melalui school branding berguna untuk mendiskripsikan secara general, positioning, dan keadaan suatu sekolah dan harus diikuti pula dengan paket quality assurance.,
Maka melalui pelatihan ini harapan Sutomo selaku Ketua PDM ingin meningkatkan sekolah-sekolah Muhammadiyah kota Madiun dari sisi kualitas maupun kuantitasuntuk menjadi sekolah unggul.
Sekolah unggul melahirkan peserta didik berkualitas dari bibit biasa saja bukan peserta. “Sekolah yang unggul itu bukan melahirkan siswa yang unggul dari bibit yang unggul tapi bagaimana sekolah mampu melahirkan siswa yang unggul dari bibit yang biasa saja sehingga tidak menganggap evaluasi sebagai satu-satunya ukuran pencapaian siswa,” tutur Farid Setiawan MPd selaku pemateri Manajemen Sekolah. (Us)