YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah mengadakan Workshop Pengembangan Materi Dakwah Kesehatan Reproduksi dan Gizi dengan Perspektif Islam Berkemajuan, Jum’at (02/03). Dalam acara tersebut PP ‘Aisyiyah ingin menyusun materi kesehatan reproduksi dalam pandangan Islam yang nanti bisa dipergunakan oleh Mubaligh dan Mubalighat karena masih adanya pandangan keagamaan yang menginterpretasikan ayat-ayat Alqur’an secara tekstual.
Dalam pengantar workshop, Koordinator Program MAMPU PP ‘Aisyiyah Dr Tri Hastuti Nur Rochimah, MSi mengungkapkan, masyarakat mempunyai harapan besar terhadap ‘Aisyiyah terkait pemikiran-pemikiran progresif ‘Aisyiyah, pandangan-pandangan, fatwa terkait dengan bagaimana isu-isu perempuan dalam berbagai macam isu. “Berbicara tentang isu kesehatan reproduksi dan gizi karena hal tersebut menjadi problem yang sekarang menjadi rencana di tingkat pusat dan Aisyiyah harus merespon” terang Tri .
Baca juga : MAMPU Aisyiyah Latih Kader Muda Kampanye Kesehatan Reproduksi di Media Sosial
Selain itu, Hajar Nur Setyowati, MA menyampaikan hasil survey kebutuhan dakwah dari mubaligh dan mubalighat di Pangkep (Sulawesi Selatan), Blitar (Jawa Timur), Mamuju (Sulawesi Barat), Tegal, Cilacap (Jawa Tengah), Sambas, dan Mempawah (Kalimantan Barat). Menurutnya baru sebesar 50% persen sudah mengetahui kesehatan kespro, cara mudah berbagi informasi melalui Whatsapp 87% dan melalui SMS 13%. Survey juga menunjukkan cara mendapat informasi yang beragam melalui tv, majalah, Whatsapp, internet, media sosial, koran, dan buku.
Ketua PP ‘Aisyiyah Dra Hj Shoimah Kastolani memberikan pemaparan Kesehatan Reproduksi dan Gizi dalam pandangan Islam Berkemajuan serta memberikan masukan terkait beberapa materi kesehatan reproduksi yang sudah disusun. Shoimah memberikan masukan terkait materi yang perlu diperhatikan diantaranya adalah terkait sunat perempuan, gizi dan stunting, pernikahan anak, pendampingan kespro bagi perempuan difable, pencegahan kanker dalam persfektif Islam, donor ASI, Haid dan nifas dalam pendangan Islam, serta Istihadzah.
Untuk menanggapi isu kesehatan yang terkait gizi, Shoimah menyarankan agar menyampaikan makanan yang halal dan baik (thayyib). Ia menguraikan beragam jenis makanan yang terdapat di dalam Al-Qur’an diantaranya buah-buahan (QS. Al-An’am : 99), madu (QS. An-nahl : 69), ikan (QS. An-nahl : 14), sayur (QS. Al-Baqarah: 61), dan susu (QS. An-Nahl : 66).
Baca juga : Perihal Kebijakan UAD Tentang Penggunaan Cadar, Berikut Penjelasan Rektor
Sementara itu Tim Asistensi Majelis Tarjih PP Muhammadiyah Royan Utsany, Lc, MHI mengatakan ilmu dan zaman selalu berkembang sehingga keislaman saat ini perlu bersinergi dengan kesehatan. “Ilmu itu harus saling menyapa bukan hanya secara syariah saja tetapi harus dilihat secara kesehatan. Ketika orang menyimpulkan hukum itu memang harus dikumpulkan dalil-dalil, bagaimana menyimpulkan dalil, dan lain-lain tidak hanya hanya satu disiplin ilmu jadi sekarang itu interdisipliner dan multidisipliner,” tandas Royan.
Ia berpandangan bahwa manhaj tarjih ‘Aisyiyah dan Muhammadiyah memang sejalan apalagi dalam isu-isu perempuan dan itu akan berkembang sesuai dengan perkembangan zaman. “Pasti selalu ada permasalahan-permasalahan yang muncul seperti sunat perempuan dari sisi kesehatan, vasektomi, tubektomi, kemudian inses itu kan akan selalu muncul. Artinya bahwa semangat tarjih, semangat Muhammadiyah,” terangnya.
Selanjutnya Royan berharap dengan diskusi dengan Majelis Tarjih dapat menyamakan persepsi serta memberikan hasil yang bermanfaat bagi masyarakat . “InsyaAllah kita akan membuat panduan tentang kesehatan reproduksi wanita, kemudian kesehatan wanita, gizi yang telah didiskusikan, kita saling menyokong, saling mendukung, saling bertanya”pungkasnya.(qq)