BANJARMASIN, Suara Muhammadiyah- Pertama di Indonesia, kampus terpadu milik Universitas Muhammadiyah Banjarmasin (UMB) yang mengusung konsep ‘Floating Campus’ atau Kampus Apung diresmikan pada hari ini, Sabtu (5/5) oleh Ketua Umum PP Muhamadiyah Haedar Nashir. Pembangunan gedung yang terletak di Kabupaten Barito Kuala ini telah dimulai sejak tahun 2015 lalu di atas lahan seluas 400 hektar. Peresmian dihadiri oleh sejumlah tokoh yaitu Watimpres RI Ahmad Malik Fadjar, Duta Besar Arab Saudi HE Osamh Mohammed Abdullah Shuibi, Bendahara PP Muhammadiyah Marpuji Ali, Ketua Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah Lincolin Arsyad.
Rektor UMB Ahmad Khoiruddin mengatakan bahwa Floating Campus ini ingin mengangkat ciri khas yang melekat pada Provinsi Kalimantan Selatan yaitu ‘Pasar Apung’. Gedung seluas 13000 m2 berlantai 5 yang dinamai ‘Ahmad Azhar Basyir’ ini nantinya akan dilengkapi dengan danau buatan serta pulau buatan yang akan dimanfaatkan untuk outbond dan lapangan olahraga di atas lahan sebesar 2 hektar.
“Gedung ini dinamai Ahmad Azhar Basyir karena beliau adalah tokoh Muhammadiyah yang pernah menjabat sebagai Ketua Umum PP Muhammadiyah dan juga seorang intelektual. Harapannya, ini bisa menginspirasi para civitas akademika UMB agar menjadi intelektual yang ulama,” katanya.
Selain meresmikan Kampus Apung, juga dilakukan peletakan batu pertama masjid Ulil Albab dan UMB Convention Center (UMBCC) yang juga hterletak di kompleks kampus apung UMB. Masjid seluas 5000 m2 ini rencananya akan menelan biaya sebesar 30 Miliar. Disamping digunakan sebagai pusat peribadatan, masjid ini nantinya akan dijadikan sebagai Pusat Hafalan al-Qur’an juga Hadits yang dilengkapi dengan perpustakaan juga ruang pertemuan.
“Alhamdulillah sebelumnya kita telah mendapatkan bantuan dua buah rusunawa dari Presiden Jokowi, oleh karena itu masjid yang representative sangat diperlukan,” katanya.
Untuk UMBCC sendiri, rencananya akan dibangun 3 lantai yang dilengkapi dengan penginapan setara hotel, foodcourt, juga Auditorium berkapasitas 2500 orang. UMBCC ini ditaksir akan menghabiskan sebanyak 39 miliar untuk pembangunannya.
Rektor UMB juga menekankan bahwa UMB sedang melakukan akselerasi yang meliputi pembangunan fisik yang dibarengi dengan meningkatan SDM. Dalam beberapa waktu ke depan, UMB yang telah memiliki 5 fakultas dan 15 prodi ini akan membuka fakultas baru yaitu Fakultas Agama Islam (FAI) yang terdiri dari prodi Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD) juga Ilmu Hadits dan Muqaranatul Madzahib.
“Memang prodi ini kurang popular saat ini, namun itu bukan masalah karena menurut kami keduanya adalah prodi yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat khususnya Muhammadiyah. Dengan adanya kerjasama dengan pihak Kerajaan Arab Saudi maka akan mampu menunjang kebutuhan pembelajaran tersebut,” lanjutnya.
Dalam peresmian Kampus Apung tersebut Duta besar Arab Saudi juga memberikan bantuan sebesar 3 miliar untuk UMB. Dalam sambutannya, Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia mengatakan bahwa dirinya berterimakasih kepada Muhammadiyah yang terus menjalin jalinan ukhuwah yang erat dengan Kerajaan Arab Saudi. Menurutnya, Muhammadiyah yang dikenalinya adalah organisasi Islam yang memiliki misi dakwah yang besar.
“Setiap ada kegiatan Muhammadiyah saya selalu berupaya untuk hadir dan ini untuk kesekian kalinya saya menghadiri acara di Muhammadiyah,” katanya.
Dirinya juga mengungkapkan bahwa Muhammadiyah merupakan organisasi yang memiliki pembeda dari organisasi-organisasi kemasyarakatan yang diketahuinya di Indonesia. “Muhammadiyah berbeda dengan organisasi lainnya bukan dilihat hanya dari jumlahnya namun juga konsennya kepada pendidikan juga sosial yang tidak dimiliki oleh organisasi lain. Sebanyak 30 juta anggota Muhammadiyah telah membantu masyarakat Indonesia melebihi jumlah masyarakat itu sendiri,” tukasnya.
Ke depan, direncanakan ada sejumlah kerjasama yang dijalin dengan pemerintah Kerajaan Arab Saudi di antaranya dalam hal peningkatan pendidikan juga penelitian. (Th)