• Tentang SM
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Media Siber
  • Term & Condition
  • Privacy Policy
  • Hubungi Kami
Minggu, Desember 14, 2025
Suara Muhammadiyah
No Result
View All Result
  • Login
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
No Result
View All Result
suaramuhammadiyah
No Result
View All Result

Al-Hujurat dan Pesan Menghadirkan Islam sebagai Agama yang Menjunjung Akhlak Mulia

Suara Muhammadiyah by Suara Muhammadiyah
23 Januari, 2021
in Berita
Reading Time: 2 mins read
A A
1
Al-Hujurat

Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir

Share

Al-Hujurat dan Pesan Menghadirkan Islam sebagai Agama yang Menjunjung Akhlak Mulia

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah– Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir mengajak umat Muslim untuk senantiasa mengaktualisasi nilai-nilai ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari. Pesan itu sesuai dengan tujuan risalah kenabian untuk menghadirkan Islam sebagai agama yang membangun akhlak mulia.

Baca Juga

Deni Asy’ari Tekankan Relevansinya Mengonsolidasikan Gerakan Ekonomi Berjamaah

Muhammadiyah Kritik DPR Langgar Keputusan MK

“Ibadah-ibadah yang kita kerjakan, selain sebagai sarana taqarub kepada Allah, juga membuat diri kita menjadi muslim yang baik, mukmin yang baik, dan naik tingkat menjadi orang bertakwa. Islam mengajari kita tentang akhlak. Agar membingkai dan menghiasi diri kita dengan akhlak al karimah,” tutur Haedar dalam Ceramah Tarawih di Masjid Syuhada Yogyakarta, pada Senin, 28 Mei 2018.

Guna menunjukkan pentingnya akhlak, Haedar mengetengahkan hadis, bahwa Nabi Muhammad diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia. “Nabi selain pembawa risalah juga merupakan uswah hasanah. Akhlak nabi sebagaimana disebut Aisyah, merupakan akhlak al-Qur’an,” kata Haedar.

“Akhlak adalah kecenderungan jiwa yang membentuk perilaku kita, kecenderungan itu bisa baik dan bisa buruk,” ungkapnya. Kecenderungan yang baik, disebut sebagai akhlak karimah dan kecenderungan yang buruk, yang berasal dari hawa nafsu, disebut dengan akhlak su’ (akhlak mazmumah).

Manusia diberikan dua kecenderungan: fujur dan takwa. Dalam menjalani kehidupan, sedapat mungkin manusia harus mengusahakan untuk senantiasa mengedepankan akhlak yang baik dan kecenderungan takwa. “Berupa sikap cinta kasih, sikap damai, welas asih, baik terhadap sesama, hatta terhadap mereka yang berbeda agama sekalipun,” ulas Haedar.

Ketua umum PP Muhammadiyah itu mengajak jamaah untuk merenungi Qur’an Surat Al-Hujurat ayat 1-13, yang mengupas tentang akhlak. “Ayat ketiga, kita dilarang untuk mengeraskan suara di hadapan Nabi. Suara keras dalam makna verbal dan esensial,” katanya. Termasuk juga kata-kata yang dilarang adalah kata-kata kotor, kasar, kebencian, dan semisalnya.

“Ayat keempat, kita diminta untuk tabayyun,” katanya. Dalam ayat tersebut, muslim diajarkan untuk tidak mudah percaya pada informasi yang belum jelas sumbernya. Di zaman dunia digital, akhlak tabayyun menjadi relevan untuk dipraktekkan.

Pada ayat sembilan surat al-Hujurat, umat Islam diminta mendamaikan atau mengadakan islah di antara orang atau kelompok yang bertikai. “Sedapat mungkin kita jangan bertengkar, meskipun berbeda,” ujar Haedar. Berbeda pandangan merupakan hal biasa dan penyikapannya harus dengan akhlak mulia dan sikap dewasa.

Ayat sebelas, umat Islam diminta untuk tidak merendahkan sesama manusia, tidak saling memperolok. “Di dunia digital sekarang mudah sekali merendahkan orang lain,” ungkapnya. Oleh karena itu, ayat ini perlu dihadirkan dalam kehidupan.

Ayat dua belas, dilarang untuk berprasangka buruk, tajassus (mencari-cari kesalahan orang), ghibah, menggunjing, dan semisalnya.

Ayat ketiga belas, Allah memerintahkan untuk hidup harmoni di tengah perbedaan. Dalam keragaman, kata Haedar, kita diminta untuk taaruf, saling mengenal dan menjalin relasi positif dan produktif.

“Nilai-nilai utama dalam ajaran islam itu harus kita aktualisasikan dalam kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat, berbangsa dan bernegara,” ulas Haedar.

Terkait dengan dunia digital, Haedar mengajak jamaah untuk bijak memanfaatkan semua perangkat teknologi informasi. “Relasi kita tergantikan oleh dunia maya. Jangan sampai kita menjadi objek (maf’ul bih) dari gadget,” pesannya.

Di tengah proses digitalisasi manusia, ungkap Haedar, ujaran kebencian dan permusuhan merajalela. Manusia harus bisa mengendalikan efek negatif dunia digital. “Kita sebagai manusia, kita sebagai muslim, harus menjadi fa’il, jadi subjek, jadi khalifah fil ardh. Di situlah akhlak kita teruji,” jelasnya.

Oleh karena itu, kepada segenap umat Muslim, penting untuk membumikan pesan-pesan ajaran Islam yang luhur dalam semua aspek kehidupan. “Menghadirkan dakwah tabligh yang mencerahkan, menghadirkan Islam sebagai agama yang membangun akhlak utama, akhlak mulia sebagaimana sebab diutusnya Nabi Muhammad,” tukas Haedar Nashir. (ribas)

Tags: AkhlakAl-HujuratHaedar Nashirmuhammadiyah
Suara Muhammadiyah

Suara Muhammadiyah

Related Posts

Deni Asy’ari Tekankan Relevansinya Mengonsolidasikan Gerakan Ekonomi Berjamaah
Berita

Deni Asy’ari Tekankan Relevansinya Mengonsolidasikan Gerakan Ekonomi Berjamaah

28 September, 2024
Prof Dr Abdul Mu'ti
Berita

Muhammadiyah Kritik DPR Langgar Keputusan MK

22 Agustus, 2024
Tingkatkan Taraf Hidup Rakyat, Muhammadiyah MoU dengan BCA Syariah
Berita

Tingkatkan Taraf Hidup Rakyat, Muhammadiyah MoU dengan BCA Syariah

2 Juli, 2024
Next Post
Haedar Jokowi

Presiden Jokowi: Saya Percaya Muhammadiyah dapat Terus Memainkan Peran Strategis

Please login to join discussion
  • Kotak Pos
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
  • Pedoman Media

© SM 2021

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora

© SM 2021

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In