Sampaikan Pengajian Silaturahim PDM Garut, Hajriyanto: Muhammadiyah Harus Terlibat Bangun Politik Kebangsaan

Sampaikan Pengajian Silaturahim PDM Garut, Hajriyanto: Muhammadiyah Harus Terlibat Bangun Politik Kebangsaan

GARUT, Suara Muhammadiyah – Ketua PP Muhammadiyah Hajriyanto Y Thohari menyampaikan ceramah dalam pengajian Silaturahim Ba’da Ramadhan 1439 H Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Garut di Aula Ma’had Darul Arqom Muhammadiyah Garut, Ahad (24/6).

Pengajian yang dihadiri sekitar 600 jama’ah tersebut sangat strategis untuk warga dan keluarga besar Muhammadiyah kabupaten Garut dalam menyambut penyelenggaraan Pilkada serentak secara nasional. Khususnya masyarakat Garut yang akan memilih Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat serta Bupati dan Wakil Bupati Garut untuk 5 tahun ke depan.

Dalam tausyiahnya, Hajriyanto menyampaikan bahwa tokoh-tokoh Muhammadiyah awal adalah pionir yang meletakkan batu pertama dan pembangunan jiwa NKRI, yakni pelaku utama Pancasila sejak pendiriannya. Ia menyebutkan beberapa tokoh Muhammadiyah yang berada di garda terdepan dalam membangun Pancasila.

Tokoh-tokoh itu, Hajriyanto katanya, seperti Ki Bagus Hadikusumo (anggota BPUPKI), Kahar Muzakir (anggota PPKI) Kasman singodimedjo (Ketua KNIP/MPR), Jendral Sudirman (panglima besar TNI/pendiri Hizbul Wathan), dan Ir Juanda (Perdana Menteri RI) orang Priangan yang telah menyelematkan zona luas dan kawasan Nusantara melalui Deklarasi Juanda.

Oleh karena itu, menurutnya, berdasarkan beberapa fakta sosio-antropologis tersebut, maka pertama, adalah keliru dan jika dikatakan Muhammadiyah tidak faham dan tidak berkontribusi dalam melahirkan Pancasila sebagai dasar negara ini. “Adalah terlalu jika ada pihak yang menyebut Muhammadiyah tidak faham kebhinekaan atau mau mengajari toleransi kepada Muhammadiyah,” kata Hajrianto.

Kedua, lanjut Hajriyanto, maka orang Muhammadiyah harus mau terlibat dalam membangun politik kebangsaan untuk menegakkan amar makruf nahi munkar secara efektif melalui pilar-pilar seperti legislatif, eksekutif, yudikatif, dan komisi-komisi penyelenggaraan negara seperti Komnas HAM, Komnas Anak, Komnas Perempuan, KPAI, KPI, KPU, dan lain sebagainya.

Ketiga, masih menurut Hajriyanto, ada lima alasan mengapa Muhammadiyah harus berada dalam penyelenggaraan NKRI yaitu urgensi sejarah, teologis, teleologis, psikologis, dan pragmatis. “Inilah kontribusi positif dan aksional Muhammadiyah bagi kemaslahatan bangsa yang harus di implementasikan seluruh warga dan simpatisan Muhammadiyah dimanapun berada,” tutur mantan Wakil Ketua MPR RI tersebut.

Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Garut M Yusuf Sapari mengajak seluruh warga Muhammadiyah Garut untuk menyuarakan hak politiknya secara benar dan cerdas. Menurutnya, tuntunan untuk pilihan benar dan cerdas sudah ada tuntunannya dari PP Muhammadiyah, walaupun secara pribadi dipersilahkan untuk memilih sesuai pilihannya.

Yusuf mempersilahkan bagi warga dan pimpinan Muhammadiyah untuk memilih, tidak akan ada sangsi apapun jika antara dirinya sebagai ketua PDM Garut dan semua warga Muhammadiyah berbeda pilihan. “Itu adalah hak konstitusional yang dijamin oleh undang-undang,” katanya.

Hal senada disampaikan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Barat yang diwakili oleh KH Haetami AM. Ia menyatakan bahwa warga Muhammadiyah di mana pun harus menjadi teladan dalam momen kebangsaan tak terkecuali dalam Pilkada. “Warga Muhammadiyah haram golput dalam pilkada ini,” tandas Haetami.(arnugraha/rzq)

Exit mobile version