Sampaikan Tausyiah di Umtas, Abdul Mu’ti: Silaturahim Munculkan Gagasan dan Inspirasi

Sampaikan Tausyiah di Umtas, Abdul Mu'ti: Silaturahim Munculkan Gagasan dan Inspirasi

TASIKMALAYA, Suara Muhammadiyah – Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Dr Abdul Mu’ti, MEd menyampaikan tausiyah dalam Silaturahmi Ba’da Ramadhan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya (UMTAS), Kamis (28/6). Hadir pada kesempatan tersebut ratusan warga Muhammadiyah mulai dari PWM Jawa Barat, PDM Tasikmalaya, Pimpinan Amal Usaha, tokoh masyarakat, Organisasi Otonom, serta sivitas akademika Umtas.

Rektor UMTAS Dr Ahmad Qonit Ali Daud, MA mengatakan bahwa momentum silaturahmi ba’da Ramadhan merupakan momen yang rutin diadakan warga Muhammadiyah. “Alhamdulillah kali ini dihadiri oleh Mas Mu’ti (panggilan akrab Sekum PP Muhammadiyah-red). Saya berharap beliau dapat memberikan penguatan-penguatan untuk kami, sehingga soliditas warga Muhammadiyah semakin kuat. Tadi juga telah ditayangkan maket rancang bangun Umtas lima tahun ke depan, menuju kampus Umtas berkemajuan, yang diharapkan menjadi garda depan gerakan dakwah Muhammadiyah Tasikmalaya dan Jawa Barat. Oleh karena itu, mohon doa dari semua yang hadir, agar cita-cita tersebut dapat terwujud, karena Umtas adalah milik kita semua,” tuturnya.

Sekretaris Umum PDM Kota Tasikmalaya, Arip Somantri, MAg, dalam sambutannya melaporkan perkembangan PDM Kota Tasikmalaya. “Hasil inventarisir kami terdapat 93 bidang tanah milik PDM Kota Tasikmalaya seluas 12,4 ha, dan yang sudah terbit sertifikatnya ada 58. PDM Kota Tasik memiliki 12 AUM (Amal Usaha Muhammadiyah), termasuk Umtas yang sering menjadi tuan rumah acara PDM seperti saat ini, dan insyaAllah tahun ini akan dibangun SMA Muhammadiyah berbasis pesantren. Saat ini juga sedang dibangun Masjid Muhammadiyah Al-Hidayah yang insya Allah akan diresmikan tahun ini,” paparnya.

Ketua PWM Jabar, Dr Zulkarkaen, MH menyatakakan kebanggaannya atas laporan pencapaian yang disampaikan oleh Rektor Umtas dan PDM Kota Tasikmalaya. “Umtas memang masih muda, tetapi yang muda yang kencang larinya, karena tenaganya kuat. Umtas yang masih muda tak menjadi halangan untuk berlomba dengan PTM maupun PTN. Bahkan, PTM sekarang telah banyak yang menyetarai PTN, seperti UMM, UMS, UMY, UAD, UHAMKA, dan next adalah Umtas,”jelasnya.

Puncak acara yaitu tausyiyah dari Dr Abdul Mu’ti, MEd yang menyampaikan tentang pentingnya silaturahmi dalam kehidupan. “Kunci kesuksesan dalam berkarir khususnya, dan kesuksesan dalam kehidupan pada umumnya, adalah silaturahmi. Dengan bersilaturahmi kita mendapatkan manfaat yang sangat banyak. Face to face meeting dapat membuat kita lebih sehat, cerdas, dan bahagia. Selain itu, orang yang sering bertemu sahabat-sahabatnya memiliki harapan hidup 15 tahun lebih lama dari pada yang tidak. Face to face meeting ini tidak pernah dapat tergantikan oleh video call dan terhindar dari sadapan cybercrime police,” tuturya.

Menurut Mu’ti, silaturahmi selalu disertai dengan keterbukaan atau openness, ketika bertemu dengan orang lain, biasakan untuk terbuka dan berbagi, sehingga di sana terjadi sharing idea yang memunculkan gagasan dan inspirasi. “Salah satu kunci agar kita maju maka kita harus open mind. Orang yang berpikiran terbuka adalah orang yang mau meningkatkan kualitas diri dan kulaitas ilmunya. Ia akan merasa faqir di tengah banyaknya karyanya, karena ia merasa bahwa banyak orang lain yang lebih baik dari dirinya. Orang ini tipe pembelajar sepanjang hayat, belajar kepada siapapun, kapanpun, dan di manapun,” ujarnya.

“Untuk menjadi perguruan tinggi yang hebat, Umtas juga harus melakukan silaturahmi, agar terjadi connection dan correlation dengan perguruan tinggi yang lain. Hindari su’udzon, budayakan husnudzon. Lihat kampus lain dari sisi positif, maka semua menjadi indah. Lihat yang lain dari sisi yang baik, maka kita akan mendapatkan kebaikannya. Inspirasi akan muncul karena kita belajar dari yang lain,” tambahnya.

Ia bercerita tentang Ketua PDM Tegal yang memiliki prinsip akselerasi, kolaborasi, dan inovasi dalam menjalankan roda organisasi. “Akselerasi itu percepatan. Artinya, kita lakukan hal-hal yang dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas amalan kita. Kolaborasi adalah kerja sama, ta’awun, jama’ah, ukhuwah, saling menguatkan satu sama lain. Dan inovasi adalah kreativitas yang tentu saja diperlukan untuk membuat kita lain dari pada yang lain.”

Terakhir, Mu’ti menyampaikan bahwa setiap orang atau kelompok memiliki prestasi sesuai dengan apa yang dikerjakannya. “Manusia tidak dapat melihat prestasinya kalau ia tidak berprestasi dalam kerjanya. Oleh karena itu, mari bekerja dengan baik, setelah itu sampaikan prestasi kita kepada publik sebagai bentuk syiar dan silaturahmi dengan masyarakat. Karena, kemenangan sepak bola bukan hanya milik pencetak gol, tetapi milik seluruh tim,” pungkasnya.(hidayahnu/rzq)

Exit mobile version