YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Ada yang berbeda dari penyelenggaraan syawalan di SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta dari sebelumnya, karena di sudut halaman sekolah terlihat suasana ceria dan kemerihaan anak-anak yang sedang bermain di arena yang telah disediakan. Syawalan pada Ahad (8/7), kali ini mengusung tema membangun kebersamaan dan kekeluargaan serta Ramah Anak.
Syawalan yang diadakan rutin tiap tahun ini selalu dihadiri oleh keluarga besar bapak ibu guru dan karyawan Muchild, sebutan untuk SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta. Syawalan tahun ini sekolah telah menyiapkan beragam arena bermain anak yang edukatif dan menarik. Wahana ini sengaja dibuat agar putra putri bapak ibu guru karyawan yang masih usia anak dan balita merasa betah, senang, dan nyaman serta tidak jenuh saat acara syawalan berlangsung.
Acara diawali dengan pembukaan dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Al Quran, sambutan Kepala Sekolah serta tausyiah dari Ustadz Imam Syafi’i. Dalam sambutanya, Kepala SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta Supriyadi mengucapkan taqobbalallahu minna wa minkum dan terimakasih banyak atas keikutsertaan para guru, karyawan, dan seluruh keluarga besar SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta yang telah hadir dalam acara syawalan untuk lebih mengakrabkan kebersamaan antar keluarga.
Supriyadi mengatakan, awalnya setiap syawalan itu konsentrasi pengajian, ramah tamah dan acara makan kurang nyaman karena banyaknya anak kecil yang rewel ketika mendengar pengajian. “Oleh karena itu, terbersit di angan bahwa anak-anak ya tidak mungkin klop dengan bapak ibu sepuh sehingga saya sampaikan ide harus ada wahana buat anak” tuturnya.
Menurutnya dalam syawalan ramah anak tersebut masih kurang satu yaitu pendamping bermain dan penyanyi kemarin tidak hadir karena masih sibuk. Ada juga dari dari Pendidikan Guru Paud atau Taman Kanak-kanak (TK) yang rencananya bersedia untuk membantu tahun depan.
“Selain yang tua mandapatkan hasil syawalannya optimal, kita juga memberi ruang anak untuk mendpatkan jatah kehidupannya. Hal lain adalah menolong dari keluarga guru dan karyawan yang belum sempat berlibur atau memang belum mammpu mengajak keluarganya bermain,” ungkap lulusan Magister Sains Psikologi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta tersebut.
Faktor utama keberhasilan pendidikan, masih menurut Supriyadi, ada dalam keluarga karena karakter dasar (basic character) dan kecenderungan bersikap itu terpatri lama di keluarga. “Sekolah atau lingkungan hanya sekedar melengkapi mengarahkan memaksimalkan,” imbuhnya.
Dalam mendekatkan sekolah dengan keluarga alumni, Muchild juga mengadakan acara yang anti-mainstrem yaitu puncak milad ke-75 dengan dengan mengusung tema Aero Family Gathering di Landasan Pacu Pantai Depok pada Juli lalu.
Acara tersebut didukung Pembinaan Potensi Dirgantara (Binpotdirga) TNI Angkatan Udara, Jogja Flying Club dan Federasi Aero Sport Indonesia (FASI) DIY, hingga Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Tidak hanya pesawat Trike, pada acara ini juga di tampilkan atraksi olahraga dirgantara lainnya secara bergantian, diantaranya yaitu aksi 5 paramotor dan 5 aeromodeling yang tak kalah menariknya memamerkan kehebatan beratraksi di udara. Selain itu, acara dimeriahkan juga dengan panggung pentas seni siswa kelas 7 dan 8 yang menampilkan olah vokal, modern dance, dan drama bahasa.
Supriyadi berharap Aero Family Gathering dapat menambah wawasan dirgantara, meningkatkan kepedulian lingkungan dan menambah keakraban antar keluarga besar Muchild. “Banyak sekali wawasan kedirgantaraan yang didapat oleh para siswa pada pagi ini, diharapkan mereka akan tertarik dan menjadi generasi penerus penerbang TNI AU,” tandas Letkol PNB Humaidi Syarif Romas dari TNI AU.(Red/Rizq)