JAKARTA, Suara Muhammadiyah – Ketua Umum Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah Siti Noordjannah Djohantini mengatakan perempuan memiliki potensi besar untuk menentukan nasib bangsa. Menurut Noordjannah Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah ikut mendirikan bangsa ini karenanya menjadi tanggung jawab untuk melanjutkan pembangunan bangsa.
“Merupakan tanggung jawab kita bersama untuk melanjutkan perjuangan para senior yaitu tanggung jawab dakwah dan tanggung jawab kebangsaan kita,” ungkapnya dalam Silaturahim Syawalan 1439 H bertema “Perempuan Berkemajuan Merawat Marwah Kebangsaan” di Auditorium KH Ahmad Dahlan, Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Selasa (10/7).
Noordjannah menggaris bawahi bahwa, masih banyak persoalan bangsa yang belum selesai. “Masih banyak tantangan yang semakin tidak sederhana, termasuk problem terkait perempuan dan anak, kekerasan terhadap perempuan, kemiskinan, gizi buruk juga pernikahan dini.” Oleh karena itu ia melanjutkan bahwa, ‘Aisyiyah mengajak semua pihak untuk bersinergi mengatasinya.
Pada acara yang turut dihadiri para tokoh perempuan nasional serta Pimpinan Wilayah dan Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah tersebut, Noordjannah juga menekankan tentang Darul Ahdi Wa Syahadah atau Negara Pancasila. Oleh karena itu, semua harus bersepakat untuk mengisi hasil kemerdekaan, tidak terpecah belah dan berkomitmen satu Indonesia. Ia juga mengajak para tokoh yang hadir untuk mengisi negara dengan cara-cara yang positif.
Dalam kesempatan tersebut, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyampaikan apresiasinya pada kerja-kerja yang sudah dilakukan Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah bagi kepentingan bangsa. Ia menyebutkan bahwa Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah merupakan aset bangsa yang luar biasa nilainya.
“Bagi kami, selama ini ada dua macam kesalehan sosial yang dilakukan oleh Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah, yaitu dalam bidang kemanusiaan dan perdamaian, yang keduanya terasa saling balapan dengan kementerian,” tandas Retno.(suri/rzq)